Mohon tunggu...
Fujianto
Fujianto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru yang punya hobbi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Posisi Kontrol Dalam Mewujudkan Budaya Positif, di Manakah Posisi Guru dan Orangtua?

1 September 2022   09:23 Diperbarui: 30 September 2022   13:01 121976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru dan orang tua mempunyai visi sama dalam menuntun anak mencapai tujuan yang diharapkan membawa keselamatan dan kebahagiaan. Dalam perjalanan mengarungi kehidupan di rumah dan sekolah ada beberapa ketidak cocokan antara harapan guru dan orang tua dengan perilaku yang ditunjukkan anak yang dibuktikan dengan adanya pelanggaran keyakinan bersama yang telah dibuat sebelumnya. Hingga menimbulkan kata pertanyaan dan pernyataan awal di awal pertemuan.

Berikut adalah kata-kata yang sering dilontarkan di awal pertemuan. Tapi sebelum lanjut membaca artikel ini dipersilahkan para pembaca budiman untuk menulis komentar di kolom komentar dengan memilih salah satu dari 5 kata-kata berikut manakah yang sering dilontarkan oleh guru dan orang tua kepada anak?

  • "Patuhi aturan saya, awas!"
  • "Gimana coba, kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat salah begini?"
  • "Ya sudah kali ini tidak apa-apa. Nanti Bapak bantu bereskan".
  • "Sanksi atau konsekuensinya apa?"
  • "Apa rencana kamu untuk memperbaiki hal ini?"

Nah, ketika pembaca sudah menulis komentar nanti akan diketahui dimana posisi kontrol pembaca.

Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline (1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam ruang-ruang kelas mereka selama ini. Apakah telah efektif, apakah berpusat, memerdekakan, dan memandirikan murid, bagaimana dan mengapa? Melalui serangkaian riset dan berdasarkan pada teori Kontrol Dr. William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol.

Kelima posisi kontrol tersebut adalah (1) Penghukum, (2) Pembuat Rasa Bersalah, (3) Teman, (4) Pemantau dan (5) Manajer.

Pertama, posisi kontrol penghukum. Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi. Guru-guru yang menerapkan posisi penghukum akan berkata:

"Patuhi aturan saya, atau awas!"

"Kamu selalu saja salah!"

"Selalu, pasti selalu yang terakhir selesai"

Guru seperti ini senantiasa percaya hanya ada satu cara agar pembelajaran bisa berhasil, yaitu cara dia.

Ciri khas penghukum adalah nada suara tinggi, bahasa tubuh: mata melotot, dan jari menunjuk-nunjuk menghardik, misalnya :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun