Mohon tunggu...
Nur Rohmi Aida
Nur Rohmi Aida Mohon Tunggu... lainnya -

ingin berkeliling dan mendapati segala hal keindahan yang dimiliki bumi ini...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mencercau Macau

27 Desember 2017   21:19 Diperbarui: 30 Desember 2017   21:43 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami berjalan menjauhi mobil, menelusuri lorong-lorong bercabang dari kawasan Senado Square. Di sana, lagi-lagi terdapat bangunan peninggalan Portugis, gereja St. Dominic yang terlihat cerah dengan warna kuningnya, kantor pos pusat juga berbagai bangunan bersejarah lain yang masih difungsikan. Semuanya klasik

Gereja St Dominic (Sumber: wikipedia)
Gereja St Dominic (Sumber: wikipedia)
Saya menjepret-jepret deretan arsitektur indah ini dengan kamera yang baru saja dibelikan Chia, karena saya tak membawa apapun saat tiba di sini. Dia bilang kamera adalah bekal penjelajah mimpi, karenanya saya harus memilikinya.

“Hoi, Chia, kalau mau pindah tempat, bilang dong!” saya memberenggut.Saya tidak tau, kalau Chia bisa membuat saya berpindah tempat tiba-tiba tanpa harus mengikutinya berjalan seperti sebelumnya. Saya baru saja menjepret kantor pos ketika tiba-tiba, hasil jepretan saya malah berubah jadi deretan rumput. Saat menatap sekitar ternyata saya dan Chia sudah berpindah di depan sebuah taman penuh rumput yang tertata dengan bentuk seperti spiral.

“Ahahaha, sori. Waktumu tak banyak! Jadi langsung saja kubawa ke sini. Masih ada banyak tempat soalnya,” Chia melihat jam tangannya

“Waahhh, ini keren Chia!” ujar saya lantas menjepretkan kamera ke bangunan seperti gapura yang terlihat kuno namun tampak sangat artistik yang menurut saya seperti bangunan di Italia yang sering ada di film-film

“Ini reruntuhan katredal St. Paul, terbakar tahun 1835.Dulunya ini gereja terbesar di Asia Timur,”jelas Chia. Saya mengangguk-angguk, lantas berlari menaiki anak tangga mencoba melihat St. Paull secara lebih dekat dengan menembus keramaian orang-orang,.

St. Paull (Sumber: wego.co.id)
St. Paull (Sumber: wego.co.id)
“Chiaaa, baru sebentar kita di sana!” gerutu saya lagi. Tadi saya sudah hampir tiba di tangga terakhir ketika tiba-tiba saya sudah berada di pinggiran sebuah sungai.

“Hari ini, cukup Aida. Maafkan aku, ternyata kita tadi kelamaan belanja. Ahahaha, tapi kita masih bisa melanjutkannya kapan-kapan. Tujuan terakhir kita hari ini, Macau Tower,” Chia menunjuk sebuah tower tinggi yang menjulang seolah siap menusuk langit.

“Yahh, padahal masih ada Gand Lisboa, kita juga belum lihat panda, juga air mancur menari. Dancing Fountain macau itu indah sekali aku melihatnya di youtube” sungut saya sambil mengingat video yang sebelumnya saya tonton.


“Sorii, masih ada kesempatanmu untuk datang lagi kemari. Tentu saja, secara nyata,” ujarnya tersenyum. Saya terhenyak. Ahh benar, ini kan hanya mimpi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun