Mohon tunggu...
Nur Rohmi Aida
Nur Rohmi Aida Mohon Tunggu... lainnya -

ingin berkeliling dan mendapati segala hal keindahan yang dimiliki bumi ini...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mari "Serius Ngopi" di kota Solo

16 Mei 2015   06:08 Diperbarui: 31 Oktober 2015   09:15 2963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

“Payah! Gaya banget kamu. Gitu aja pusing!” ujarnya membuat saya merasa benar-benar payah.

 

Saya BBM teman saya, seorang pecinta kopi yang begitu merekomendasikan tempat ini  tentang kondisi saya.  Ia pun sama saja, hanya terkekeh.

 

“Berarti kamu nggak suka kopi” komentarnya.

 

Komentar yang sadis, padahal saya tadi sudah merasa malu karna buka pecinta saat minta tambahan gula pada sang barista tadi.

 

“Itu kopi robusta, caffeinnya gede binggo. Sambil ngemil kalo minum itu,” sarannya kemudian.

 

Berbeda dengan teman saya, menurut sang Barista, Kintamani harusnya tidak terlalu berat karna termasuk Arabica. Entahlah. Yang pasti saya menuruti teman saya untuk ngemil. Saya-pun memesan roti bakar. Tak butuh beberapa lama pesanan roti bakar sudah terhidang. Pelayanan yang cepat.

 

14316615751064889894
14316615751064889894
 

Saya kurang tahu bahkan nggak tahu sama sekali apa itu robusta apa itu Arabica. Hanya beberapa kali mendengar namanya. Tapi saya beruntung mengajak Nina. Sebagai mahasiswa pertanian, tentu ia bisa menjelaskan tanpa perlu saya browsing google dulu.

 

“Robusta biji kopi lebih besar daunnya juga lebih besar, tapi rasanya tak seenak Arabica. Bagi kebanyakan maniak kopi , Arabica lebih enak. Bijinya lebih kecil dari robusta. Budidayanya juga lebih sulit karna banyak hamanya. Kalau Robusta caffeinnya lebih besar dari arabica”

 

Saya mengangguk-angguk dengan penjelasan Nina.  Kehadiran roti bakar memang membantu. Saya coba acuhkan rasa pusing saya. Mensugesti diri, bahwa saya baik-baik saja. Dan cukup berhasil. Menikmati roti bakar dengan segelas kopi kintamani, sambil berpikir “I’m okey”, rupanya memang nikmat sekali.

 

Saya iseng bertanya darimana asal biji-biji kopi ini didapatkan. Para barista di sini menerangkan bahwa semua kopi ini didapatkan dari petaninya langsung. Yang kemudian proses roasting dilakukan di Jogjakarta.

 

Nah, untuk standar step pembuatan kopi di “Ngopi serius” dimulai dari proses grinder atau bahasa lainnya penggilingan. Kopi di grinder langsung saat pembeli memesan. Tentu saja ini untuk menjaga kualitas rasanya. Nah selanjutnya, Kopi diseduh sesuai permintaan. Ada beberapa macam alat penyeduhan di sini, yakni : Rok Presso, Syphon, V60, French Presh, dan Vietnam Drip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun