Mohon tunggu...
Sirajul Fuad Zis
Sirajul Fuad Zis Mohon Tunggu... Jurnalis - Public Relations

Penulis, Pengamat Komunikasi, Planner dan Akademis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Masa Krisis

10 Maret 2018   07:45 Diperbarui: 12 Januari 2023   12:45 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Bencana yang tidak di duga, memungkin perusahaan memiliki krisis. Dalam menyikapi tingkat krisis pada perusahaan pun memiliki beberapa tingkat, yang pertama kecil yaitu bisa terjadi pada internal perusahaan dan tidak terlalu merugikan pihak perusahaan. Yang kedua krisis sedang, yaitu posisi krisis yang melibatkan dua belah pihak internal dirugikan. Contoh peristiwa karyawan melempar infrastruktur perusahaan dan melakukan kekerasan fisik kepada pihak manajeman, namun berita tersebut tidak tersebar ke ranah publik. Yang ketiga krisis besar, posisi perusahaan dilanda dengan badai permasalahan yang sangat berat dan diketahui oleh pihak eksternal atau publik. Apalagi permasalahan tersebut tayang pada TV nasional yang memberitahukan bahwa perusahaan sedang mengalami krisis.

            Menghadapi krisis tersebut, seorang Public Relations (PR) harus memiliki langkah yang tepat sesuai masalah yang ada di depan mata. Berdasarkan pemaparan dari buku PR Corner, ada 3 strategi yang digunakan untuk tahap penyembuhan Perusahaan. Langka pertama yang harus dilakukan seorang PR adalah menganalisis krisis, seorang praktisi PR mengamati dan fakta dan informasi terkait permasalahan yang sedang terjadi. Tahap ini berusaha mengedentifikasi titik kelemahan dan penyebab terjadinya krisis. Sehingga ketika penyampaian kepada publik pada saat konfernesi pers menjadi poin positif bagi perusahaan mengatakan dengan jujur terhadap permasalahan yang ada. Tugas PR pada saat krisis adalah memberikan informasi dan gambaran kepada pimpinan terhadap apa yang harus disampaikan kepada media.

 Langkah kedua yang dilakukan setelah menganalisis masalah adalah menentukan strategi. Strategi yang dilakukan oleh tim manajemen dalam membendung krisis sesuai siklus tersebut perlu dilakukan dengan perundingan kebijakan, menggunakan media sebagai alat penyembuh perusahaan atau strategi apa yang cocok dalam menangani krisis yang terjadi. Pada langkah ketiga, PR harus membuat program Pengendalian yang berfungsi sebagai arus yang bisa diatur oleh PR terhadap citra perusahaan yang sedang diperjuangkan. Pengendalian yang hebat tentu perlu pemimpin PR yang kreatif dan bisa menjadi role model dalam mengatasi masalah.

Refleksi dari masa krisis tersebut, jika pun terjadi merupakan cobaan bagi perusahaan tersebut. Tetapi  menurut saya, sesuatu yang hebat adalah krisis yag bisa berubah haluan menjadi pemasaran perusahaan. Sedikit kemungkinan hal demikian terjadi, tetapi saya yakin seorang PR yang kompeten mampu melakukan perubahan siklus ini berubah 180% mengunguntungkan perusahaan, alasan PR kompeten tersebut bisa mengubah krisis menjadi pemasaran yang menguntungkan bisa terjadi karena cintanya kepada perusahaan. bagi yang tertarik membaca tulisan saya bisa mampir di sirajulfuadzis.blogspot.co.id.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun