Desa Kemuning Lor merupakan daerah dataran tinggi yang berada di Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember. Kehidupan di daerah ini masih sangat terasa tradisional, belum sepenuhnya tersentuh oleh modernisasi dan sangat berbeda dengan di kota. Hamparan kebun yang luas serta peternakan sapi merupakan tempat sebagian penduduk Desa Kemuning Lor menggantungkan hidupnya. Pada masa pandemi saat ini, masih banyak penduduk Desa Kemuning Lor yang masih awam mengenai covid-19. Mereka menjalani kehidupan seperti hari - hari biasa sebelum adanya covid-19, tidak menggunakan masker, tidak melakukan social distancing, bahkan masih kurang dalam hal menjaga kebersihan diri.
Oleh sebab itu, kami mahasiswa UMM yang terdiri dari Salsabilla Gita Sonya, Fitria Setianingrum, Shavina Taurin Qotrunnada, Dina Nurul Fajrina dan Ananda Gemilang H.P yang di bimbing oleh Bapak Ganjar Adhywirawan Sutarjo, S.Pi., M.P memilih Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa sebagai obyek tempat PMM (Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa) dilakukan. Kami kelompok 25 PMM melakukan beberapa kegiatan di Desa Kemuning Lor, salah satunya kegiatan edukasi mengenai penyebaran covid-19, cara menanggulangi dan cara menjaga kebersihan. Selain memberikan edukasi bagi masyarakat sekitar, kami kelompok 25 PMM juga membantu pemberdayaan ekonomi masyarakat. Salah satu hasil sumber daya alam masyarakat Desa Kemuning Lor yaitu berupa kopi, mengingat cukup banyak kebun kopi yang berada di Desa Kemuning Lor.
Pak Fadil merupakan salah satu pemilik UMKM kopi yang menjadi pengepul kopi di daerah Panti, Pak Fadil hanya menjual berupa biji kopi yang telah terlepas dari kulitnya, cara memasarkan nya pun hanya sebatas cara tradisional yang menurut kami kelompok 25 PMM cara ini kurang mampu mencakup sasaran yang luas. Kopi merupakan komoditi yang patut untuk dikembangkan, karena telah banyak berdiri kedai - kedai kopi baik di kota maupun di desa. Penikmat minuman kopi saat ini bisa dibilang sudah merambah dari berbagai kalangan usia, bukan hanya dari kalangan orang tua saja. Oleh sebab itu kami kelompok 25 PMM berupaya membantu pelaku usaha kopi yang berada di Desa Kemuning Lor untuk memasarkan kopi nya agar dapat dikenal dan dinikmati oleh masyarakat luas, serta mampu bersaing dengan pelaku usaha kopi dari berbagai daerah.
"Teman - teman PMM berupaya membantu dengan memproses biji kopi menjadi bubuk kopi, jadi tidak menjual berupa biji nya namun sudah berupa bubuk kopi. Karena menurut kami, menjual bubuk kopi memberikan keuntungan yang lebih besar daripada hanya menjual biji kopinya. Dalam proses ini, kami menyortir biji kopi dan memilih biji yang memiliki kualitas bagus serta mengolah secara tradisional agar menghasilkan cita rasa Traditional Roasting, yang tentunya rasanya akan berbeda dengan proses Roasting menggunakan mesin". Ujar Koordinator Desa (Kordes) kelompok 25 PMM UMM. Selain itu, kelompok 25 PMM UMM juga fokus memperbaiki packaging, memberikan label pada produk serta menjual produk secara online. Karena, produk dari Pak Fadil ini belum memiliki packaging dan label yang menarik yang mampu dengan mudah di ingat oleh para pembeli. Oleh sebab itu, kami memberikan label pada produk kopi yang telah diolah menjadi bubuk milik Pak Fadil dengan nama "Mr. Fadil's Coffee".
"Tujuan memperbaiki packaging dan pemberian label tentunya untuk menarik perhatian pembeli serta memberikan identitas pada produk sehingga produk tidak dianggap sebagai produk yang abal - abal. Selanjutnya, pemasaran yang akan dilakukan secara online bertujuan agar produk dapat dikenal oleh sasaran masyarakat yang lebih luas dan memudahkan pemesanan apabila menginginkan produk bubuk kopi dalam jumlah yang banyak". Tambahan dari salah satu perwakilan mahasiswa kelompok 25 PMM. Upaya perbaikan - perbaikan yang dilakukan oleh Kelompok 25 PMM UMM guna pemberdayaan UMKM pada masa pandemi ini diharapkan mampu meningkatkan penghasilan para UMKM serta dapat diteruskan oleh pelaku UMKM agar produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasaran dan nantinya juga dapat dikembangkan menjadi produk inovasi baru.