Mohon tunggu...
Money Pilihan

Meminimalisir Terjadinya Krisis Pangan dengan Kentang

8 Desember 2016   20:05 Diperbarui: 8 Desember 2016   20:18 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Karbohidrat adalah sumber energi utama tubuh, protein sebagai zat pembagun, sedangkan vitamin dan mineral berperan dalam proses pencernaan makanan. Contohnya saja penduduk Indonesia yang mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak namun zat-zat lain tidak dikonsumsi seimbang. Sedangkan sumber karbohidrat yang dikonsumsi warga Indonesia mayoritas adalah nasi padahal masih ada sumber karbohidrat lain seperti kentang, ubi, singkong, jagung dan sagu. Nasi mengandung glukosa dan jika dikonsumsi berlebihan akan menimbulkan dampak yang serius. Contoh kecilnya ketika seusai makan pagi akan timbul efek mengantuk dalam waktu 2 atau 3 jam ke depannya bagi orang yang melakukan aktifitas ringan, seperti aktifitas pelajar yang hanya duduk dan mendengarkan pelajaran.

Lahan pertanian yang tersedia di bumi Indonesia ini juga semakin harinya semakin memprihatinkan. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman yang bisa dimanfaatkan untuk  menangani krisis gizi dan krisis pangan yang terus mengancam. Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan jika penghuninya tidak berada dalam kondisi kelaparan atau dihantui ancaman kelaparan. 

Permasalahan pangan di dalam negeri sebagai berikut ini: ketergantungan konsumsi beras dalam pola konsumsi pangan yang masih tinggi ( Menurut BPS dengan survei selama tiga tahun terakhir konsumsi beras di Indonesia mencapai 114 kg/kapita/tahun), laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi, jumlah penduduk rawan pangan masih relatif tinggi, yakni ±13% dari total penduduk, kompetisi pemanfaatan dan degradasi sumber daya air yang semakin meningkat, belum lagi konversi lahan pertanian masih cukup tinggi (± 110.000 ha/ tahun) dan celakanya infrastruktur pertanian serta perdesaan pun kurang memadai, beberapa daerah di Indonesia yang rawan bencana juga menjadi salah satu faktor sulitnya mengembangkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Produksi beras lebih rendah daripada pertambahan penduduk yang pesat. Sementara lahan pertanian terus berkurang akibat alih fungsi. Oleh karena itu tanpa adanya perluasan atau penambahan lahan, Indonesia akan tetap dibayangi dengan ancaman defisit pangan. Seperti yang diutarakan oleh peneliti dari Kementerian Pertanian RI, Effendi Pasandaran, bahwa bangkitnya kesadaran masyarakat di era tahun 1950-an sempat membawa bangsa Indonesia kepada swasembada pangan. Tapi dengan kondisi pangan seperti sekarang ini, diprediksi bisa terjadi krisis pangan pada tahun 2025. Permasalahan lain juga muncul seperti praktik land-grabbing yang mengurangi area lahan pertanian, serta buruknya sistem irigasi pertanian, Saat ini, penduduk Indonesia berjumlah 240 juta jiwa, sedangkan produksi beras hanya 33-38 juta ton. Maka impor beras Indonesia masih mencapai sekitar satu hingga dua juta ton per tahun, sedangkan ukuran ketersediaan beras 150-155 kilogram per kapita per tahun. 

Krisis ketahanan pangan yang terjadi di Indonesia setiap hari semakin kronis mengingat bahwa nasi adalah makanan pokok wajib warga Indonesia. Namun sebenarnya pernyataan yang menyatakan nasi adalah makanan pokok wajib warga Indonesia adalah sugesti yang tertanam dipikiran kita sedari kecil. Contohnya negara-negara maju seperti Amerika, makanan pokoknya adalah roti bukan nasi. Makanan pokok setiap negara tergantung pada alam yang berada diwilayah negara tersebut. Tanah Indonesia memang cocok untuk ditanami padi tetapi seperti yang telah disebutkan diatas bahwa sekarang ini banyak kendala dalam pemenuhan pangan warga Indonesia. Diperlukannya pangan yang mampu mengatasi krisis ketahanan pangan yang terjadi saat ini.

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan hasil pertaniannya. Kita sudah menyadari  bahwa hasil pertanian dapat membantu dalam berbagai aspek kehidupan. Sebenarnya ada banyak sekali hasil pertanian yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi sumber pangan yang kaya akan nilai gizi . Telah kita ketahui sebelumnya bahwa Negara ini terlalu menganggap  beraslah sumber pangan terpenting warga Indonesia.

Mengonsumsi  nasi secara berlebihan menyebabkan angka penderita diabetes di Indonesia sangat tinggi. Indonesia masuk ke 10 negara terbesar penderita diabetes karena di dalam nasi terdapat glukosa yang jika dikonsumsi dalam jumlah banyak mengakibatkan penumpukan glukosa di dalam tubuh, dan nyatanya glukosa adalah salah satu komponen yang sulit untuk dicerna tubuh. Dengan kata lain sebisa mungkin kita harus mengonsumsi nasi (karbohidrat) dengan jumlah yang sepantasnya dikonsumsi oleh manusia. 

Sumber karbohidrat dari pertanian tidak hanya berasal dar nasi atau beras, kita dapat menemukan banyak sekali makanan yang memiliki kandungan yang sama seperti beras, yaitu sebagai penghasil energi. Salah satu penghasil energi lain adalah  kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Umbi kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa walaupun awalnya didatangkan dari Amerika Selatan. Penjelajah Spanyol dan Portugis yang pertama kali membawa kentang ke Eropa dan mengembangbiakkan tanaman ini. Tanaman kentang telah dibudidayakan oleh penduduk Amerika Selatan sejak ribuan tahun silam. Tanaman ini merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim yang sejuk. 

Walaupun tergolong makanan sumber karbohidrat, tetapi kentang juga termasuk jenis tanaman memiliki kandungan vitamin C  cukup baik. Kentang menyumbang 45 persen kebutuhan harian tubuh untuk vitamin C dalam 1 buahnya (148 gram). Vitamin C dapat berperan sebagai antioksidan yang melawan serangan radikal bebas sehingga dapat mencegah kerusakan sel-sel. Vitamin C juga membantu dalam pembentukan kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein yang menyusun tubuh manusia, berada di seluruh jaringan ikat seperti tulang, gigi, sendi, otot, kulit . Dengan demikian vitamin C dapat membantu penyembuhan luka, perdarahan gusi, patah tulang. Kentang merupakan makanan sumber potassium yang tinggi dan mudah dijangkau. Diantara makanan sumber potassium lainnya, kandungan pada kentang dapat dibilang yang paling tinggi.  Penelitian menyebutkan bahwa konsumsi makanan tinggi potasium dan rendah natrium dapat mengurangi risiko hipertensi dan stroke. 

Penelitian lainya juga menunjukkan adanya hubungan terbalik antara konsumsi kentang dengan tekanan darah. Jika konsumsi kentang meningkat, maka tekanan darah akan menurun, dan sebaliknya. Konsumsi 100 gram kentang per hari dapat menurunkan 2.6 mmHg tekanan darah diastolik. Selain terkait dengan kesehatan pembuluh darah dan jantung, beberapa penelitian juga menunjukkan fungsi potassium dalam menjaga masa otot dan kepadatan tulang seiring dengan bertambahnya usia. Pati resisten merupakan jenis pati yang tidak dapat dicerna di dalam usus. 

Secara alami, pati resisten terdapat pada pisang yang belum matang (pisang kulitnya berwarna hijau), kentang,serealia, kacang-kacangan. Beberapa manfaat  potensial dari pati resisten adalah menjaga kesehatan usus besar; sebagai prebiotik yang membantu memproduksi bakteri baik; meningkatkan tolerasni glukosa dan respon insulin; memberi rasa kenyang dan berperan mengatur berat badan; serta memperbaiki profil lipid darah. Banyaknya kandungan pati resisten yang terkandung dalam kentang bergantung pada proses pengolahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun