Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Segar

Relevankah "Diam Itu Emas" di Bulan Ramadhan?

19 Mei 2019   04:30 Diperbarui: 19 Mei 2019   04:34 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar (sumber; solarcide.com)

Saya pribadi pun juga melakukan seperti itu. Malah tidak seperti biasanya penulis lebih banyak 'berdiam diri' sementara dari medsos. Dimana di hari-hari atau bulan sebelumnya, penulis termasuk sedikit 'agresiv' dalam menyangkal berita informasi yang bersifat fitnah, hoaks dan ujaran kebencian.

Bila terlalu parah tentu saja tidak segan melaporkan ke pihak yang berwajib untuk segera diproses. Karena membiarkan hal demikian sama saja membiarkan virus  berbahaya bertebaran di jagad maya. yang dapat merusak ukhuwah wathaniyah kita dalam sebagai satu bangsa.

Dengan kata lain, membiarkan realita yang buruk pada ruang dan waktu, sama saja mengantarkan orang jahat menjadi berkuasa.

Untuk mencegah hal itu maka, perlu membantu dan menggiatkan amar makruf nahi mungkar.

Hal itu tentu bisa juga dipandang sebagai bentuk 'jihad' kita dalam menciptakan tatanan dunia maya yang jauh dari hal-hal yang tidak direstui dalam agama maupun dalam norma-norma hukum yang berlaku.

Bagi penulis, memandang diam itu emas adalah dalam bentuk skala prioritas. Lebih dilihat dalam bentuk konteks fungsionalnya.

Misalnya, seperti yang penulis sampaikan di atas tadi jika ada menemukan informasi yang salah bahkan menyesatkan semua orang, kita wajib meluruskannya dengan informasi yang factual. Bisa diperoleh dari media mainstream atau sumber-sumber resmi yang valid.

Bila kita tidak menguasi tentang suatu isu yang ditemukan, maka bagi kita cukup 'berdiam' dulu sesaat.  Sambil mencari sumber berita yang valid dan resmi. Atau meminta bantu dengan teman yang dirasa mengetahui dan menguasai persoalan tentang isu tersebut.

Kita boleh saja banyak mengetahui seputar informasi dari aspek apa pun. Namun bila tidak digunakan dalam arti disampaikan hal itu tentu saja membiarkan orang jahat menari-nari dan bernyanyi sesukanya.

Membiarkannya sama juga memberi ruang dan waktu kepada orang-orang yang minim literasi lalu memviralkannya. Diketahui tidak sedikit group-group maupun wall pribadi di fb misalnya, yang masih kedapatan mengumbar berita fitnah dan hoaks serta ujaran kebencian.

Dan hal itu tentu saja bukan suatu pekerjaan mudah untuk mengantisipasinya. Karena kita ketahui bahwa informasi apa pun kalau yang bersifat tendensius apa lagi sampai merusak tatanan bermasyarakat tentu tidak baik bagi kemajuan peradaban bangsa kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun