Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Segar

Relevankah "Diam Itu Emas" di Bulan Ramadhan?

19 Mei 2019   04:30 Diperbarui: 19 Mei 2019   04:34 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar (sumber; solarcide.com)

Ibadah puasa yang dijalankan sebulan penuh tidak saja menahan makan dan minum di siang hari tapi juga hal-hal seperti sikap dan tutur kata pun harus menjadi perhatian utama agar nilai ibadah puasa kita tidak rusak apa lagi hilang di mata Tuhan.

Sikap dan tutur kata ini sangat penting sekali diperhatikan oleh siapa saja yang namanya manusia. Menjaga lidah dan lisan tidak sekedar menahan ucapan yang sia-sia. Tetapi apa yang disampaikannya juga bermanfaat bagi orang lain dan juga dirinya.

Bila tidak mampu tentu lebih baik diam. Dan kita mengetahui dari berbagai pemberitaan media masa cetak / online sangat menyayangkan beberapa pelaku ujaran kebencian dan fitnah bahkan ada sampai mengatakan memenggal kepala presiden.

Secara etika pelaku memang tidak bisa dikatakan manusia beradab. Padahal itu sudah jelas melanggar ketentuan hukum dan undang-undang ITE yang berlaku di negeri ini.

Lantas apa yang salah...?

Yang salah adalah niat / nawaitu pelaku tersebut yang telah sengaja melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan norma agama dan hukum yang berlaku. Padahal kita tahu rata-rata para pelaku itu kebanyakan pernah mengenyam pendidikan tinggi.

Dan bisa dibilang pula bahwa pendidikan tinggi tidak menjamin akhlak dan perilaku manusia tersebut. Miris jadinya.

Kembali ke pokok persoalan yaitu 'diam itu emas'. Apabila ini kita hubungkan dalam konteks bulan suci Ramadhan dan dunia maya, rasanya ungkapan itu tetap masih relevan.

Artinya jika kita belum bisa menyampaikan sesuatu yang bermanfaat maka lebih baik diam atau cukup mendengarkan serta menyimak apa yang kita lihat dari informasi di lini massa medsos.

Namun terkadang, tentu akal dan jemari kita yang sepertinya sudah menyatu itu tidak mungkin rasanya untuk membalas berupa tanggapan. Terlebih lagi kalau yang akan ditanggapi itu tentang informasi yang salah / keliru.

Sebatas untuk tidak sampai memperkeruh suasana tetap silahkan. Asal saja tidak membalas dengan mengumbar ujaran kebencian apa lagi sampai memaki pula.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun