Mata yang pernah melihatmu
Kini hanyalah kota mati tanpa kesibukan
Telinga yang selalu mendengar suaramu
Kini hanyalah sungai kering bebatuan
Mulut yang dulu menjadi pacuan
Kini hanyalah kuda tanpa cambukan
Tangan yang menggenggammu
Kini hanyalah tumpukan buku-buku berdebu
Kaki yang melangkah bersama
Kini hanyalah besi rel tanpa derit kereta
Tubuh yang pernah menjadi pelukan
Kini hanyalah penjara tanpa tawanan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!