Mohon tunggu...
Fronika Simarmata
Fronika Simarmata Mohon Tunggu... Guru - Pendidik di SDN 175781 Saitnihuta

Lulusan dari Universitas Negeri Medan Tahun 2013

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tagar "Indonesia Terserah" Luapan Rasa Tenaga Medis

20 Mei 2020   09:57 Diperbarui: 20 Mei 2020   09:55 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada banyak hal yang tidak kumengerti tentang Indonesia. Sepertinya menganut prinsip "peraturan ada untuk dilanggar". Maaf kalau kalimat saya terlalu esktrem. Tapi begitulah cerminan negeri kita. Bukankah dari awal kita sepakat untuk sama-sama melawan Corona? Nyatanya, Kita sudah ingkar janji.

Ingat ngak? Awal terinfeksinya virus ini di negeri kita, kita fobia. Kemana-mana takut. Apalagi ketika mendengar ada korban jiwa. Minggu pertama, Minggu kedua, bahkan Minggu ketiga daerah-daerah terlihat kondusif. Masih banyak yang mengindahkannya sekalipun memang ada beberapa orang yang "bandel" juga. Minggu selanjutnya, kita mulai bosan. kita mulai tak menghargai hidup kita bahkan orang lain. Kita tidak bisa mengendalikan diri sedikit pun.

Tagar "Indonesia Terserah" yang diposting oleh salah seorang tenaga medis merupakan luapan emosi para tenaga medis yang tak tertahankan. Bagaimana tidak? Puluhan dokter dan perawat telah menjadi korban wabah covid-19 ini. Bahkan yang paling menyedihkan, seorang perawat yang hamil muda meninggal saat mengemban tugas ini. Bukan hanya itu, dari informasi yang kita dengar mereka juga sangat jarang untuk bertemu dengan orang-orang terkasih mereka termasuk keluarga. Tentunya, kerinduan hati mereka yang paling mendalam di tengah wabah ini adalah tidak ada penambahan korban lagi baik itu ODP, PDP, OTG, dll.

Kenyataan yang kita lihat adalah penambahan rata-rata korban dalam minggu-minggu terakhir ini masih saja meningkat.  Dari data yang saya lihat dari postingan seorang teman yang merupakan seorang wartawan di Jakarta penambahan rata-ratanya mencapai 300 sampai 400 orang per hari. Hai, warga Indonesia yang baik! Jika kita tidak bisa tahan diri, masalah ini tak akan berakhir. Bukan hanya korban jiwa saya namun neraca keuangan kita juga tidak stabil akibat wabah ini. 

Untuk menyemangati tenaga medis, mari berbenah diri. Mulai dari diri sendiri dan keluarga. Tahan diri untuk mudik. Bijaklah untuk menggunakan media sosial untuk merayakan lebaran bersama keluarga yang tinggal di luar kota. Dari beberapa tahun yang kita lalui kan aman-aman saja tidak ada kendala. Anggap saja tahun ini sebagai tahun untuk intropeksi diri dab tahun untuk berbagai dengan tetangga. Saya juga berharap kepada pemerintah pusat maupun daerah mari lebih fokus lagi Pak, Bu untuk menyelesaikan masalah ini.

SALAM HANGAT KOMPASIONER....

TUHAN MEMBERKATI!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun