Mohon tunggu...
Firman
Firman Mohon Tunggu... Freelancer - biasalah

Hanya akan menulis jika ingin. Lebih sering resah karena mendapati ukuran celana dan bajunya bertambah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Zaman Sekarang Penggunaan Batik Lebih "Luwes"

2 Oktober 2019   13:49 Diperbarui: 2 Oktober 2019   13:56 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kain Batik Ciwaringin di Kampung Batik Ciwaringin, Cirebon(KOMPAS.com / FITRI PRAWITASARI)

Hari ini, 2 Oktober 2019 diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Hari ini pun Google doodle menampilkan batik sebagai bentuk perayaan kecil dalam rangka Hari Batik Nasional. 

Mengapa tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional? Hal ini berkaitan dengan diresmikannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-Bendawi oleh United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada hari Jumat tanggal 2 Oktober 2009. 

Artinya, batik telah menjadi warisan budaya menurut UNESCO selama 10 tahun.

Hari ini berdasarkan Surat Edaran Nomor 003.3/10132/SJ tentang pemakaian baju batik dalam rangka Hari Batik Nasional 2 Oktober 2019, pemerintah mengimbau kepada seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota untuk dapat menggunakan baju batik.

Masyarakat Indonesia sendiri memiliki hubungan yang sangat dekat dengan batik. Coba lihat atau ingat kembali dari mulai pertama kita menginjak dunia pendidikan formal Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, pasti ada satu hari semua siswa diwajibkan untuk mengenakan batik. 

Walaupun hanya batik sebagai seragam yang menunjukkan identitas sekolah masing-masing. Tetapi, memang itulah fungsi sejatinya batik, sebagai identitas. Identitas masyarakat Indonesia.

Lalu setelah masa Sekolah Menengah Atas selesai, apakah lantas masyarakat Indonesia meninggakan kebiasaannya menggunakan batik? Jawabannya tentu tidak. 

Menurut saya, kebiasaan menggunakan batik ini hanya mengalami pergeseran dari semula sebagai sebuah kewajiban dan keharusan di sekolah, menjadi lebih ke fungsional. Sebagai contoh, ketika menjadi mahasiswa dan akan menghadiri kongres nasional atau internasional, mahasiswa akan menggunakan batik. 

Atau ketika menghadiri acara resmi seperti acara kebudayaan dan sejenisnya. Tujuannya tetap sama, sebagai identitas bahwa itu adalah warisan budaya masyarakat Indonesia.

Pada masa seseorang menjalani kehidupannya sebagai seorang mahasiswa setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas inilah tidak begitu banyak waktu dan kesempatan untuk menggunakan batik. 

Namun, hal itu akan kembali menjadi keharusan ketika seorang mahasiswa tadi telah berhasil menyelesaikan masa pendidikannya di bangku universitas dan mulai menjalani kehidupannya sebagai seorang pekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun