Mohon tunggu...
Frizke Nata
Frizke Nata Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini IAIN LANGSA

@Frizkenata

Selanjutnya

Tutup

Money

Bangkit dari Keterpurukan Ekonomi di Tengah Pandemi Covid-19

26 Maret 2021   22:57 Diperbarui: 2 April 2021   12:22 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OPINI - Covid 19 sedang menjadi permasalahan kesehatan di dunia. Bagaimana tidak, virus yang berasal dari China tepatnya Wuhan diketahui sudah mulai masuk ke Indonesia di awal bulan Maret 2020 lalu hingga saat ini. Sejak itu, masyarakat Indonesia semakin goyah lantaran  potensi terpapar Covid-19 menyerang tanpa memandang status sosial, jenis kelamin, maupun status rentang usia. Menghadapi Pandemi Covid-19 memanglah menakutkan. Dkarenakan kita merasa rentan untuk terpapar. 

Dihitung sejak akhir bulan februari 2021, tercatat di Indonesia kasus positif Covid-19 bertambah 5.560 menjadi 1.334.634 serta kasus  meninggal karena covid-19 bertambah 185 menjadi 35.981 orang. di waktu yang bersamaan pula,  dikutip dari Worldometers, secara global  kasus positif Covid sebanyak 113.951.248 kasus.

Seratus tiga belas juta terkonfirmasi covid-19 di seluruh penjuru dunia membuat  WHO menetapkan Covid-19 sebagai Pandemi, yang artinya penyakit ini menyebar dengan cepat ke segala penjuru dunia dan menjangkit banyak orang. 

ditambah lagi di Indonesia, Presiden Joko Widodo menetapkan wabah corona menjadi bencana nasional tepatnya tanggal 13 April 2020 lalu, membuat kepanikan semakin bertambah diseluruh daerah.

Covid-19 yang sedang dialami diseluruh dunia tidak hanya menimbulkan derita fisik, namun juga derita psikologis. Bagaimana tidak, berita-berita mengenai covid-19 menimbulkan stress dan berdampak buruk sehingga menimbulkan kecemasan dan ketakutan yang berlebihan. 

Saat mulai diresmikannya Lockdown hingga ditutupnya tempat-tempat belajar seperti sekolah, universitas dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya, banyak perubahan yang terjadi dalam  hidup. kuliah tatap muka berubah jadi daring, aktivitas yang biasanya dilakukan di lingkungan kini harus dikerjakan dirumah, hingga internet menjadi sebuah kebutuhan nyata dalam menghadapi pandemi covid-19.

Perekonimian sangat berubah atau bahkan drastis menurun yang dialami setiap lapisan masyakat. banyak orang yang di PHK di berbagai sektor, pedagang yang mengalami pendapatan yang menurun, dan lain sebagainya. Pendapatan yang menurun pada keluarga, akan membuat kita sedikit demi sedikit mengeluarkan tabungan untuk bertahan hidup dengan perubahan pola hidup yang lebih baik agar tubuh tetap sehat sehingga menjadi benteng yang kuat untuk menghadapi wabah penyakit covid-19, apalagi pandemi menuntut setiap orang untuk menjaga imunitas dengan makan-makanan yang sehat, mengkonsumsi vitamin, berolahraga, berjemur dipagi hari, hingga melaksanakan gerakan 5M protokol kesehatan (Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi). tak hanya itu, imunitas juga didukung dari kondisi mental yang baik. dikarenakan stress dapat merusak, sedangkan bahagia dapat memperbaiki imunitas tubuh. semua ini perlu di perhatikan.

Kebutuhan yang terus meningkat dimasa pandemi membuat kebanyakan orang kewalahan mengatur keuangan, dikarenakan sejak presiden menetapkan covid-19 sebagai bencana nasional, banyak orang yang dengan sengaja menimbun masker, handsanitizer bahkan bahan pokok. kepentingan pribadi ini membuat barang-barang kebutuhan selama pandemi langka yang mengakibatkan harga kenaikan menjadi drastis. harga 1 kotak masker yang biasanya Rp. 20 ribuan kini menjadi Rp. 400 ribuan / kotaknya. begitu pula yang terjadi pada harga handsanitizer maupun kebutuhan pokok lainnya.

Tabungan tak selamanya ada, bisa menipis bahkan pupus, permasalahan ini terjadi selama pandemi covid-19 apalagi ketika ada keluarga yang terkena dampak pengurangan penghasilan. Permasalahan  harga kebutuhan yang naik drastis serta penyeimbangan pengeluaran antara isi perut, pendidikan dan kesehatan terkadang membuat keadaan semakin terpuruk. banyak dari kita yang bingung bagaimana caranya bertahan dan bangkit dari kondisi menakutkan selama pandemi covid-19.

Menyadari perubahan yang terjadi dalam hidup dimasa Covid-19 yang membuat menurunnya perekonomian dalam keluarga, menjadi alasan kuat untuk kita  terus  bergerak maju. Kehidupan akan terus berjalan dan bangkit adalah kunci utama. Caranya dengan menciptakan peluang untuk mendapatkan income agar kebutuhan tetap terpenuhi.  Menjadi pedagang online adalah sepak terjang baru bagi saya untuk bangkit serta cara saya menghadapi perubahan terhadap kondisi yang terjadi. Internet kerap menjadi teman saat semua informasi didapat melalui layar handphone. Saya memanfaatkan kondisi ini untuk dapat memasarkan produk jualan secara online dan jasa delivery yang menjadi daya pikat bagi pembeli untuk mudah mendapatkan produk jualan saya. Sehingga pembeli cukup memesan dan menunggu dirumah tanpa harus keluar rumah dan berinteraksi dengan banyak orang.

Memulai usaha baru bukanlah hal  mudah, tetapi bukan pula kita harus merasa takut. Semua hal yang kita jalani dengan keyakinan dan  bersungguh-sungguh akan menghasilkan hal yang baik. begitulah kiranya awal terjang untuk yakin menggeluti usaha baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun