Mohon tunggu...
Fri Yanti
Fri Yanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pengajar

suka hujan, kopi, sejarah, dan buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mobil Kijang Pemicu Peristiwa Malari?

15 Januari 2023   07:00 Diperbarui: 15 Januari 2023   13:40 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi pembakaran mobil buatan Jepang oleh massa. Sumber gambar: Wikipedia.org

Aksi pembakaran mobil buatan Jepang oleh massa. Sumber gambar: Wikipedia.org
Aksi pembakaran mobil buatan Jepang oleh massa. Sumber gambar: Wikipedia.org

Pak Jusuf Kalla yang waktu itu menjabat sebagai Direktur Utama PT. Hadji Kalla, memberikan nama pada sebuah mobil dari perusahaan Toyota yaitu Kijang. Kijang bukan sekedar kijang. Mobil yang melegenda itu merupakan akronim dari kerjasama Indonesia-Jepang.

Pada masa Orde Baru, pemerintah mengeluarkan program kendaraan bermotor (KNBS) pada awal 1970 untuk menciptakan sebuah mobil niaga yang bisa dibeli oleh masyarakat dengan harga yang terjangkau.

Kerjasama Indonesia dan Jepang tersebut selaras dengan lahirnya UU No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Bahwa para investor asing dapat menanamkan modalnya di Indonesia.  Hadirnya UU  tersebut, menjadi masalah besar  kemudian hari.

Toyota Kijang versi pertama. Sumber gambar: otosia.com
Toyota Kijang versi pertama. Sumber gambar: otosia.com

Latar Belakang Peristiwa Malari

Di awal pemerintahannya, Orde Baru harus menghadapi kesulitan ekonomi warisan pemerintahan Orde Lama. Inflasi meroket, harga-harga bahan kebutuhan pokok melambung, dan masyarakat masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Sebagai langkah awal untuk memperbaiki ekonomi, Pemerintah Orde Baru berupaya untuk memulihkan hubungan politiknya dengan negara luar, seperti  'berbaikan'  dengan Malaysia, masuk kembali menjadi anggota PBB, dan menjalin kerjasama ekonomi dengan pihak asing, terutama dengan negara-negara non-komunis.

Hal ini berbeda dari Presiden Soekarno yang bersikap antipati dengan hal-hal yang berbau Nekolim (Neo Kolonialisme). Itu sebabnya di Era Demokrasi Terpimpin, Soekarno menjaga jarak dari  negara barat. 

Dengan adanya UU No. 1 Tahun 1967, maka kerjasama ekonomi disepakati, terutama kerjasama dengan Amerika Serikat dan Jepang. Bantuan ekonomi pun  banyak yang berdatangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun