Mohon tunggu...
Fri Yanti
Fri Yanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pengajar

suka hujan, kopi, sejarah, dan buku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mereka yang Berjuang Melalui Tulisan

10 November 2022   07:00 Diperbarui: 10 November 2022   07:21 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman depan Medan Prijaji yang terbit pada 2 April 1910 (sumber : majalahversi.com via wikimedia.org)

Suwardi juga menuliskan: “ Sejajar dengan pikiran ini, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Pikiran untuk mengadakan perayaan itu saja sudah menghina mereka dan sekarang kita garuk pula kantongnya” (Moedjanto, G : 1988, hal 34)

Akibat tulisan ini, Pemerintah Belabda membredel De Express dan menyatakan bahwa Indische Partij merupakan partai terlarang. Suwardi Suryaningrat dan kedua rekannya diasingkan ke Belanda.

R.M. Tirto Adhi Soerjo

R.M Tirto Adhi Soerjo  merupakan perintis surat kabar dan dikenal juga sebagai Bapak Pers Nasional. Tirto sempat mengenyam pendidikan di STOVIA pada 1894 yang mana selama mengenyam pendidikan, beliau aktif menulis untuk Chabar Hindia Olanda, Pewarta Priangan, dan Pembrita Betawi.

Setelah keluar dari STOVIA, Tirto mendirikan surat kabar Soenda Berita (1903-1905), Medan Prijaji (1907), dan Putri Hindia (1908).  Medan Prijaji merupakan surat kabar pertama yang berbahasa Melayu dan seluruh pengerjanya juga merupakan orang pribumi.  

Tirto merupakan orang pertama yang menjadikan surat kabar sebagai alat perjuangan untuk melawan penjajah. Tulisan-tulisannya penuh dengan kritik terhadap pemerintah Kolonial.

Salah satu tulisannya pernah dimuat sebagai headline dalam Surat Kabar Medan Prijaji dengan judul  Orjaan Boeat Bangsa yang Terperintah di Hindia Olanda, tempat memboeka soearanja.

Akibat tulisan pedas Tirto pada Pemerintah Kolonial, beliau ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bacan (Halmahera).

Abdoel Moeis

Nama Abdoel Moeis tidak hanya dikenal sebagai sastrawan, melainkan juga sebagai wartawan dan politikus. Beliau pernah bekerja sebagai staf di Departemen van Onderwijs en Erediens atau Komisi Bacaan Rakyat yang dibentuk Belanda.

Pada 1913, Abdoel Moeis bergabung dalam Organisasi Sarekat Islam dan menjadi Pemimpin Redaksi pada Harian Kaoem Moeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun