Mohon tunggu...
Fristianty Ltrn
Fristianty Ltrn Mohon Tunggu... Administrasi - NGO

Penulis Pemula

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jenis Hutang yang Tidak Akan Mempermalukan Diri

24 September 2017   17:08 Diperbarui: 24 September 2017   17:30 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Menurut Abraham Maslow dalam piramidanya, memiliki rumah adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Memiliki tempat bernaung adalah cita cita sebuah keluarga. Bahkan sahabat saya mengatakan belum mau menikah saat ini karena belum mampu membelikan rumah untuk mereka tinggali nanti. Ya..walaupun konsep persiapan pernikahan seperti ini kita tidak selalu sepakat, tapi umumnya kita sepakat bahwa rumah adalah kebutuhan sebuah keluarga.

         Tinggal di rumah sendiri adalah proses sebuah pendewasaan seorang anak yang sudah menikah. Agar lekas bisa mandiri dan mengatur keluarga sendiri maka saran orang bijak adalah tinggallah di rumah sendiri, jangan menumpang di rumah orang tua dalam rentang waktu yang cukup panjang. Selain untuk proses pendewasaan keluarga, langkah ini baik juga untuk menjaga hubungan dengan orang tua agar tidak terlalu sering cekcok.

Pro Kontra Tentang Konsep Hutang

        Cara pembayaran dengan kredit atau hutang banyak diminati, kenapa? Karena harga barang yang dimaksud jauh dari kemampuan pembeli kalau dibeli dengan cara tunai. Atau karena pengelolaan keuangan yang masih bisa digunakan untuk hal yang lain.

        Namun, cara hutang atau kredit adalah konsep pengelolaan keuangan yang cukup dihindari, khususnya dalam sebuah keluarga. Banyaknya pengalaman orang orang disekitar kita yang terkungkung hidupnya karena penggunaan kartu kredit misalnya, sangat membuka mata. Mereka terjebak membayar tunggakan, mempermalukan diri sendiri, karena kontrol belanja yang sangat longgar sebab pembayaran barang dengan cara kredit. Sehingga ada kalimat bijaksana: "Jangan kredit sebuah barang yang dengan membeli tunai sebenarnya kita tidak sanggup". Jadi ukurannya adalah lihat harga barang itu, kalau penghasilanmu tidak mampu membeli dengan tunai, sebaiknya jangan membeli barang itu walau dengan cara kredit.

        Perlu kita ingat bahwa insting mengelola keuangan tidak kita bawa sejak kita lahir. Mengelola keuangan adalah skill yang harus kita asah dari sehari ke sehari. Sehingga perlu dipikirkan, apakah benar semua pembelian apapun jangan dengan kredit atau hutang? Adakah cara pembayaran dengan kredit yang patut dipertimbangkan? Adakah hutang yang justru tidak akan mempermalukan diri?

        Menurut saya ada konsep hutang yang bisa dibanggakan, tapi dengan catatan sebagai berikut:

A. Berhutanglah apabila barang tersebut produktif saat di cicil. Atau Barang tersebut bisa menghasilkan sendiri cicilannya perbulan. Contohnya: Motor atau Mobil.  Setelah memperhitungkan apakah mampu untuk membayar DP, maka selama masa penyicilan pembayaran Motor atau Mobil tersebut kita upayakan agar benda tersbut bisa dipakai untuk menutupi cicilannya sendiri. Saudara saya membeli mobil dengan cara kredit, karena memang membutuhkan mobil untuk transportasi keluarga dengan anak lima, namun sambil mencicil, mobil ini pun disewakan untuk orang yang membutuhkan. Jadi mereka men-targertkan berapa uang sewa yang dicari selama sebulan? Adalah minimal seharga cicilan mobil itu setiap bulan. Jadi sembari kita butuh barang tersebut, barang tersebut pun produktif menghasilkan uang cicilannya sendiri.

B. Berhutanglah dengan mempertimbangkan nilai barang tersebut yang semakin lama tidak merosot atau harus meningkat setiap tahun. Rumah adalah contohnya. Harga tanah dan harga rumah tidak akan semakin menurun tapi pasti setiap tahun naik, sehingga kalau kita mengumpulkan uang dulu untuk beli rumah secara cash maka bisa dikatakan bahwa jumlah tabungan kita tidak akan pernah cukup, karena jumlah uang yang berhasil kita simpan akan kalah cepat dengan kenaikan harga rumah.

Disisi lain, apabila kita selesai mencicil sebuah rumah dan berniat untuk menjualnya lagi, nilainya tidak merugi karena harga rumah selalu naik. Maka berhutanglah untuk sebuah barang yang nilainya terus meningkat.

Saya secara pribadi hanya mau berhutang dan bahkan bangga berhutang untuk jenis hutang seperti dua poin di atas, sehingga otomatis akan menutup peluang berhutang untuk jenis barang yang lain, seperti Hand Phone, Tas, Sepatu atau apapun yang high class yang secara tunai sebenarnya saya tidak mampu beli. Karena jenis barang barang tersebut selain tidak produktif juga nilainya semakin lama tidak semakin naik tapi semakin menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun