Mohon tunggu...
Gadget

Sudahkah Indonesia Siap Menghadapi Revolusi Industri 4.0?

14 Mei 2019   08:44 Diperbarui: 14 Mei 2019   13:17 7586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setiap hari dunia terus berubah seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Hal ini juga terjadi pada dunia industri yang semakin berkembang pada sektor teknik maupun teknologi produksi. Perkembangan-perkembangan tersebut kemudian melahirkan suatu periode bernama "Revolusi Industri". Revolusi industri merujuk pada perubahan-perubahan yang telah terjadi selama perkembangan dunia industri. Revolusi industri merupakan sebuah model yang menunjukkan penyesuaian industri terhadap perkembangan serta perubahan terbaru di bagian produksi. Ketiga elemen berupa manusia, mesin, dan produksi, menjadi kekuatan untuk industri yang cerdas dan independen.

Sampai saat ini, revolusi industri telah terjadi sebanyak empat kali. Revolusi industri 1 terjadi pada tahun 1784 yang menggunakan air dan uap untuk mekanisasi sistem produksi. Revolusi industri kedua dimulai tahun 1870 dengan memanfaatkan daya listrik untuk mempermudah proses produksi. Revolusi industri ketiga dimulai tahun 1969 dengan mengandalkan peralatan elektronik dan teknologi informasi pada proses produksi (Tjandrawinata, 2016). Saat ini, ketiga era tersebut telah usai dengan dimulainya revolusi industri keempat yang dikenal dengan istilah "Revolusi Industri 4.0", yang merujuk kepada penggunaan internet, sensor, cloud computing, dan machine learning untuk optimasi proses di industri.

Adanya revolusi industri 4.0 ini memberikan dampak yang cukup besar di dunia. Salah satu negara yang mengalami dampak dari revolusi industri ini ialah negara Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah. Apabila sumber daya alam ini dimanfaatkan secara efisien dan baik, tentunya hal ini menjadi suatu peluang bagi Indonesia untuk menjadi negara yang maju dan makmur. Namun, sumber daya manusia Indonesia sendiri masih belum memadai. Sehingga, sumber daya alam ini belum dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Indonesia sendiri telah menanggapi dan berbenah mengenai dampak-dampak yang diberikan dari revolusi industri baik positif maupun negatif. Salah satu dampak Revolusi Industri ini menjadi pegangan atau arah perkembangan industri indonesia ke depan, sektor apa saja yang ingin menjadi prioritas sehingga dapat menjadi kepiawaian bagi Indonesia.

Revolusi Industri 4.0

Revolusi industri 4.0 berarti lahirnya smart factory yang menggunakan jaringan internet untuk menghubungkan dan mengontrol seluruh jaringan produksi, dimulai dari bahan baku, produk semi-finish, hingga produk akhir. Ciri-ciri dari periode revolusi industri ini adalah fleksibilitas, penggunaan sumber daya yang efisien, serta adanya integrasi antara pelanggan dan mitra bisnis dalam prosesnya. Menurut International Scientific Conference on ICT and E-Business Related Research (2016), revolusi industri 4.0 dimulai ketika beberapa hal berikut terjadi, yaitu:

  1. Sistem jaringan telah menyediakan koneksi untuk pemrosesan informasi desentralisasi lokal;
  2. Miniaturisasi progresif yang memungkinkan sensor dan aktuator berukuran kecil dengan biaya yang rendah serta memiliki kinerja tinggi;
  3. Auto-ID untuk pembuatan produk khusus menciptakan identifikasi unik dan hubungan dengan dunia virtual;
  4. Intelligent device menggunakan perangkat lunak merupakan bagian integral dari sistem integrasi dan memungkinkan adanya distribusi fungsional global yang dinamis;
  5. Mobile Device Management (MDM), yaitu hubungan antara manusia dengan mesin untuk operasi intuitif dari sistem yang kompleks tanpa adanya pelatihan khusus.

Terdapat tujuh kebutuhan untuk menghadapi revolusi industri 4.0 menurut International Scientific Conference on ICT and E-Business Related Research (2016), yaitu:

  1. Pabrik 4.0 yang memiliki robot, kendaraan otomatis (tanpa awak), 3D printing, sistem produksi canggih, sensor, platform, dan nanoteknologi atau material canggih;
  2. Cyber security atau keamanan informasi;
  3. Perangkat lunak untuk pemrosesan data (big data);
  4. Logistik;
  5. Produk yang beragam dalam jumlah massal;
  6. Internet of Things (IoT);
  7. Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi serta berpengalaman dalam kerja tim.

Mengapa harus siap menghadapi Revolusi Industri 4.0?

Sederhananya, perubahan yang dibawa oleh era ini sangat besar. Jika sekarang perubahan-perubahan tersebut belum terasa, maka perubahan itu akan dapat dirasakan dalam waktu dekat. Hal ini dapat dibuktikan dari yang telah terjadi pada revolusi industri sebelum-sebelumnya. Sebelum revolusi industri pertama terjadi, manusia mengandalkan tenaganya atau tenaga hewan untuk proses produksi, namun setelah adanya mesin uap maka pola produksi berubah menggunakan mesin uap yang dapat berlangsung selama 24 jam. Tidak hanya proses produksi, proses distribusi yang semula hanya mengandalkan angin dan air misalnya, kini dapat dilakukan secara kontinyu selama terdapat batu bara yang dapat menghasilkan uap. Dengan terjadinya hal ini, banyak tenaga manusia yang tadinya digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin menjadi tidak dibutuhkan lagi. Tenaga manusia berubah pemanfaatannya menjadi hal lain yang tidak melulu terkait otot.

Perubahan yang terjadi saat revolusi industri kedua terjadi adalah proses produksi yang sebelumnya sudah menggunakan mesin menjadi lebih mudah lagi karena penggunaan listrik. Listrik menjadikan proses industri lebih cepat, sehingga kendaraan, senjata dapat diproduksi lebih banyak di dalam ruang yang lebih kecil. Hal ini tentu mempermudah akses manusia terkait barang-barang hasil industri yang sekaligus mengurangi jumlah manusia yang dibutuhkan dalam proses produksi. Selain itu, dibutuhkan banyak tenaga manusia untuk melakukan proses produksi. Namun, setelah revolusi industri kedua dan ditemukannya conveyor untuk industri, jumlah manusia yang bekerja secara paralel mulai berkurang.

Revolusi industri ketiga juga banyak mengubah pola hidup masyarakat dengan adanya komputer. Kehadiran relay membuat manusia tidak perlu mengatur peralatan secara manual secara terus-menerus. Namun, kehadiran manusia pada tahap ini masih dibutuhkan karena komputer dan robot yang digunakan pada proses industri berperan sebagai alat bantu manusia, bukan untuk sepenuhnya menggantikan peran manusia. Ketiga revolusi industri yang telah terjadi sebelumnya menggambarkan bahwa semakin sedikit jumlah manusia yang dibutuhkan dalam proses industri. Dampak positifnya adalah proses produksi semakin efisien dan mudah bagi manusia sehingga semakin banyak produk yang dapat dihasilkan dalam lokasi dan waktu yang semakin sedikit. Pengurangan jumlah manusia yang dibutuhkan pada proses industri bukanlah pengaruh negatif, karena manusiajustru dapat mengambil peran di bidang lain yang justru lebih tidak melelahkan. Selama ini, ternyata sudah banyak manusia yang siap akan perubahan tersebut, terbukti dengan sampai saat ini masih banyak manusia yang dapat bekerja sama dengan mesin-mesin yang terintegrasi dengan komputer.

Peluang dan Tantangan Revolusi Industri 4.0

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun