Mohon tunggu...
Friesha Indah Lumintang
Friesha Indah Lumintang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Gini gini aja

Basketball🏀

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menumbuhkan Pendidikan Karakter bagi Anak Bangsa

12 Desember 2022   18:34 Diperbarui: 12 Desember 2022   18:57 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semua orang pasti memiliki impian yang tinggi  dan juga ingin mencapainya di dalam kehidupan ini termasuk saya sendiri, salah satunya adalah dengan cara berkarya di lingkungan era globalisasi yang dinamis ini, penuh perjuangan, tantangan, percobaan yang diisi oleh orang – orang ambis maupun agamis, di dalamnya menyimpan banyak kesempatan baru untuk dijelajahi dan dipelajari  lalu menjadikannya sebagai pengalaman dalam kehidupan, hal tersebut bisa kita jumpai dalam dunia pendidikan.

 Seperti yang ada di mahfuzdot “ilmu tanpa amal, ibarat pohon tanpa buah” kata – kata mutiara ini menyatakan bahwa ilmu tanpa diamalkan atau diterapkan kepada orang lain dan hanya untuk kepentingan dirinya sendiri tidak mau berbagi untuk orang lain, di ibaratkan seperti pohon tanpa buah yang artinya tumbuh tapi tidak bermanfaat, singkatnya ilmu adalah sarana sementara amal adalah tujuan apabila hanya punya ilmu saja tanpa amal ia punya sarana saja tanpa tujuan.

Mengajari ilmu dapat dibarengi dengan akhlak dan keimanan agar mempunyai jiwa yang tenang, alim, sopan, damai, dll. Karena orang yang berilmu tetapi kurang adab/etika dan jiwanya tidak jelas, dia tidak bisa menggunakan ilmunya untuk menciptakan maslahat bagi orang banyak melainkan kemudhorotan sebaliknya bila seseorang mempunyai ilmu dan akhlak,  itu sangat mencerminkan kepribadian yang baik atau pola hidupnya balance bisa menebarkan banyak manfaat bagi masyarakat.

Saat ini zaman semakin berkembang sehingga pergaulan siswa pun mengikuti alur kehidupan, dahulu guru disegani oleh para muridnya jika kalau guru tersebut bertindak atau menegur kepada siswa yang melanggar aturan, dengan cara tatapan dingin lalu diam anak muridnya langsung menyadari akan hal itu. Berbeda dengan anak – anak milenial  zaman sekarang apabila gurunya melakukan suatu tidakan seperti memberi sanksi karena tidak membawa buku pelajaran yang sudah tertera di jadwalnya,atau datang terlambat dengan alasan macet, kesiangan, dll. 

Maka diberdirikan di depan kelas, kemudian siswa tersebut merasa tidak terima karena menurutnya hal tersebut dapat mempermalukan dirinya di depan teman – teman yang lain. Oleh karen itu tidak sedikit siswa yang melaporkan gurunya kepada orang tua mereka dengan cerita yang berlebih, sehingga orang tua juga terbawa suasana dan melaporkan ke pihak berwajib atas penuduhan guru yang  seakan – akan sudah melanggar aturan HAM yaitu memberi sanksi terhadap anak muridnya.  Akhirnya murid yang lain pun mengikuti seperti itu agar merasa terbela dan adil, sampai – sampai guru kehilangan wibawanya di mata siswa serta masyarakat setempat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun