Mohon tunggu...
Rizqi Triyanto
Rizqi Triyanto Mohon Tunggu... Penulis - Bahasa rasa

Rasa bahasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dunia dan Sepuntung Bara

5 Agustus 2022   23:10 Diperbarui: 6 Agustus 2022   00:48 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dingin malam ini ku seduh secangkir kopi. Ku nyalakan rokok dan ku hisap buang kenikmatannya.

Tembakau terlebur dalam detik yang berlalu. Seakan memahamkanku tentang  waktu. 

Waktu dimana khilafku mengharuskan mimpi menjadi wujud. 

Rasa membara di dada. Harus menerima kenyataan untuk sesuatu yang di pujanya.  Semangat berlari berakhir untuk berhenti. 

Butuh waktu teramat lama untuk maklum akan keberlakuan dunia. Berkorban untuk kerelaan. Pengorbanan untuk pendewasaan.

Semakin larut ku termenung,

Ku bawa imajinasi di waktu saat ini.

Dan tersadar bahwa dunia memang penuh keindahan.

Tetapi apa daya, usia hanya sepuntung bara. 

Rizqi Triyanto, 05 Agustus 2022 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun