Mohon tunggu...
Frid gato Ma
Frid gato Ma Mohon Tunggu... Nelayan - KEA

ULTRAMEN _ VOLUNTARISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fanatisme Merajut Intoleransi

5 September 2018   22:00 Diperbarui: 5 September 2018   22:20 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FANATISME MERAJUT INTOLERANSI

Fr. Frid Gato Ma

Prolog

Masih dalam euforia pesta demokrasi: pemilihan kepala daerah yang diadakan secara serentak. Saya mencoba meniti situasi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Perihal yang menjadi sorotan utama ialah merosotnya nilai toleransi yang berdampak pada ketidaktenteraman hidup masyarakat.

Sadar atau tidak perhelatan pesta demokrasi, dalam pemilihan kepala daerah tidak saja diakhiri dengan terpilihnya sepasang pemimpin baru yang siap untuk dilantik dan menjabat, tetapi di satu sisi juga merajut persoalan baru yakni ketidakseimbangan terhadap nilai kehidupan.

Ada banyak permasalahan yang dialami, entah permasalahan itu mencuat dan dapat diamati maupun yang tersamar dan bahkan tersembunyi oleh berbagai macam motif dan iming-iming. Polemik demikian, sejak sediakalanya telah menjadi warna tersendiri dalam pesta demokrasi di seluruh wilayah Indonesia dari tahun ke tahun, termasuk di NTT.

Mulai dari aksi demagogi para pemimpin diktator, tirani pemerintahan, sampai pada ulah masyarakat yang memiliki ideologi radikal, dengan tahu dan mau "memperkosa" nilai dan norma yang berlaku, menciptakan situasi anomis, bahkan rela mencelakai dan menghilangkan hak hidup orang lain. Begitupun dengan bentuk  kecurangan  lain seperti money politic, black campaign, hate speech, perselisihan, pertikaian bahkan peperangan pun ikut memeriahkan pesta demokrasi di tanah air tercinta.

Fanatisme yang Mengusik Ketenteraman

Persoalan tersebut di atas kerap kaitannya dengan sikap fanatisme. Fanatisme adalah suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu, yang positif atau yang negatif, pandangan yang tidak memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara mendalam sehingga susah diluruskan atau diubah (Mangunhardjana,1997). 

Menurut definisinya, fanatisme biasanya tidak rasional atau keyakinan seseorang yang terlalu kuat dan kurang menggunakan akal budi sehingga tidak menerima faham yang lain dan bertujuan untuk mengejar sesuatu. Adanya fanatisme dapat menimbulkan perilaku agresi dan sekaligus memperkuat keadaan individu yang mengalami de-individuasi untuk lebih tidak terkontrol perilakunya. Fanatisme yang dimaksudkan berbentuk sistem kepercayaan yang terlalu kuat atau berlebihan terhadap salah satu nilai yang dianutnya dan cenderung berkonotasi negatif.

Presensia dari fanatisme ini tentunya akan berbenturan dengan kepentingan banyak orang. Lebih lanjut dampak yang ditimbulkan dari sikap immoral ini ialah memudarkan toleransi antar individu maupun antar kelompok tertentu. Sebagai bangsa majemuk yang kaya akan perbedaan, maka sikap fanatisme harus diperangi. Salah satu alasan mendasarnya ialah, para penganut paham ini cenderung melakukan tindakan yang merugikan dan mencelakakan banyak orang. Membenarkan diri dengan berlandas pada ideologi mereka yang sesat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun