Mohon tunggu...
Frida Wahyumi
Frida Wahyumi Mohon Tunggu... Karyawan BUMN -

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Moeldoko: Lebih Mudah Jadi Panglima TNI

22 Juli 2018   16:35 Diperbarui: 22 Juli 2018   17:20 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.instagram.com/akunketansusu/

Membicarakan segala sesuatu tentang presiden ke-7 kita Bapak Jokowi memang selalu menarik untuk di simak. Tidak heran jika yang berhubungan dengan beliau selalu menjadi viral di kalangan netizen tanah air. Termasuk soal isu simpang siur terkait siapa yang pantas untuk mendampinginya sebagai cawapres di periode kedua kepemimpinannya nanti.

Banyaknya nama-nama tokoh publik yang mengemuka tak ayal menimbulkan beragam spekulasi baik di kalangan pengamat, maupun rakyat biasa. Saya pun beberapa hari lalu sempat membaca majalah Gatra, dimana dalam edisi ke-38 tersebut membahas tentang Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko yang santer digadang-gadang sebagai salah satu kandidat cawapres pendamping Jokowi.

Sungguh sebuah ulasan yang sangat menarik jika dilihat dari perspektif kedekatan Moeldoko dengan Jokowi yang mulai terlihat saat pesta pernikahan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution, dimana saat itu Moeldoko di percaya memberi kata sambutan mewakili pihak keluarga Jokowi. Suatu pertanda yang luput saya maknai dari kacamata sebagai orang awam.

Namun Moeldoko kerap menampik kedekatannya dengan Jokowi hanyalah karena dirinya pernah menjadi bawahan presiden saat masih menjabat sebagai Panglima TNI. Walaupun kenyataannya berkata lain, tidak lama setelah prosesi pernikahan anak kedua Jokowi tersebut, dirinya pun dilantik mengemban tanggung jawab negara yang amat krusial sebagai Kepala Staf Kepresidenan.

dokpri
dokpri
Ketika di wawancarai oleh reporter Gatra tentang adanya penekanan khusus dari Presiden Jokowi saat mengangkatnya menjadi Kepala KSP. Moeldoko mengaku tidak memahami dasar pertimbangan Jokowi menunjuk dirinya. Ia hanya berusaha untuk menjalankan tugasnya dengan maksimal, termasuk memberi dukungan kepada presiden dan wakilnya dalam hal mengelola isu-isu strategis, membangun komunikasi politik, monitor dan evaluasi proyek-proyek strategis nasional.

Bahkan dirinya mengaku siap untuk menjadi bemper negara sebagai bagian dari sikap prajurit sejati yang setia serta mengedepankan loyalitas.

"Persoalan gizi buruk yang menimpa Asmat, serta permasalahan harga pangan terkait ekspor dan impor yang sempat ramai beberapa waktu belakangan merupakan satu diantara isu-isu strategis yang saya kelola di KSP, agar tidak menimbulkan kebingungan publik. Kemudian juga terkait anggapan negatif bahwa pemerintah hanya fokus membangun infrastruktur saja, itu kita sampaikan tidak benar, karena pembangunan infrastruktur dalam kontek konektivitas juga membangun peradaban manusia," ucap Moeldoko saat ditanya mengenai apa saja yang pernah ia lakukan selama di KSP.

dokpri
dokpri
Lebih lanjut Moeldoko mengatakan bahwa salah satu yang menjadi tupoksinya di KSP adalah mengakselerasi hambatan-hambatan yang terjadi di semua kementerian. Memonitor segala hal yang berkaitan dengan tugas seorang menteri, mengkomunikasikannya agar dapat kembali berjalan dengan baik, terutama menjelang pesta demokrasi yang sebentar lagi akan berlangsung.

Terkait dengan pesta demokrasi menjelang Pilpres 2019 Moeldoko mengatakan bahwa dirinya dan KSP selalu mengantisipasi segala sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut, terutama agar tidak membengkak menjadi sebuah isu yang tidak produktif.

"Secara teori, jika ada sebuah berita bohong (hoax) yang dikabarkan hingga berkali-kali maka masyarakat akan menganggapnya sebagai kebenaran. Itu yang kita tidak bisa biarkan terjadi. Kita harus bisa memberikan pendidikan yang benar kepada masyarakat agar tidak menjadi bingung. Yang kita counter adalah berita-berita yang tidak produktif agar masyarakat kita khususnya anak-anak muda menjadi optimis melihat pembangunan di segala sektor yang sudah membaik," sambung Moeldoko.

dokpri
dokpri
Saat ditanya terkait keterlibatan KSP dalam penjaringan cawapres Jokowi, dengan tegas Moeldoko menampik hal tersebut. Ia mengatakan bahwa KSP tidak melakukan tugas yang berkaitan dengan politik praktis. Lebih lanjut dirinya mengatakan tugas komunikasi politik yang ia lakukan bersama KSP lebih untuk menjaga stabilitas politik, ekonomi serta keamanan dalam negeri dapat berjalan dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun