Mohon tunggu...
Frico Dhani Af
Frico Dhani Af Mohon Tunggu... Foto/Videografer - freelance photografer.

sedang menulis...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manusia Silver, Tren Fenomena Sosial yang Terjadi di Kota Besar

4 Agustus 2021   11:01 Diperbarui: 4 Agustus 2021   11:11 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Yogyakarta-Pandemi covid-19 yang menyebar di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia, telah memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap beragam aspek kehidupan. 

Pada dunia pendidikan, tidak ada lagi aktivitas belajar mengajar secara langsung di sekolah atau kampus karena setelah aturan pemerintah yang mengeluarkan surat edaran PSBB, segalanya dilakukan secara dalam jaringan (daring). 

Selain itu, pada aspek perekonomian, beragam dampak besar timbul seperti pada aktivitas bekerja. Masyarakat yang biasanya bekerja di luar rumah, kini sebagian besar melakukan aktivitas tersebut rumah saja.

Perekonomian Indonesia tidak mulus begitu saja. Pada saat pandemi seperti sekarang, banyak pegawai di-PHK secara massal atau dirumahkan, pasalnya Indonesia mengalami defisit akibat virus yang menyebar dan tidak kunjung pulih. 

Pendapatan masyarakat banyak yang menurun, bahkan mereka tidak dapat menambah penghasilan disebabkan karena minimnya lowongan kerja baru. Hal itu tentu saja membuat masyarakat menengah ke bawah kesulitan dalam mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dan bertahan hidup. 

Dari keberagaman pilihan yang ada, menjadi manusia silver (pengamen) adalah jalan terbaik yang dapat ditempuh oleh mereka.

Manusia silver merupakan fenomena sosial yang kerap kali banyak ditemukan di beragam kota besar, khususnya Yogyakarta. Biaya hidup yang tinggi membuat mereka mencoba memilih jalan ini untuk bertahan hidup. 

Para manusia silver pada umumnya terdiri atas berbagai macam usia, dari kalangan pelajar sekolah dasar hingga orang dewasa. Keberagaman tersebut memiliki tujuan yang sama, yakni untuk mendapatkan penghasilan pada masa pandemi covid-19 sebagai upaya untuk bertahan hidup.

Dari observasi langsung yang dilakukan oleh pengamat yang dilakukan di perempatan lampu merah terminal giwangan Yogyakarta, tempat ini banyak terdapat manusia silver. Kehadiran manusia silver ini semakin membludak seakan menjadi tren pada masa pandemi covid-19. 

Setelah memfokuskan kepada dua orang yang menjadi manusia silver dan pengguna jalan, dua orang manusia silver ini selalu menyodorkan kotak kosong kepada pengguna jalan untuk meminta uang kepada pengguna jalan tersebut setiap lampu merah menyala di sudut jalanan. 

Mereka memulai aktivitasnya dari rumah pukul 7 pagi dan sampai rumah pukul 7 malam. 2 orang manusia silver ini mendatangi pengguna jalan saat lampu merah hanya dalam waktu 60 detik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun