Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Teror Bom dan Persiapan Perayaan Paskah bagi Umat Kristiani

28 Maret 2021   11:41 Diperbarui: 28 Maret 2021   11:46 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari di mana Umat Kristiani merayakan Ekaritis Minggu Palma, Minggu 28/03/2021, yang memperingati Yesus memasuki Yerusalem sebagai Raja, dalam waktu yang sama pula di Gereja Katedral Makasar, Sulawesi Selatan, terjadi teror bom yang diduga merupakan aksi bunuh diri.

Kejadian teror bom ini, baru saja sesaat dan langsung viral di media sosial. Seluruh umat Kristiani menyayangkan kejadian ini. Mengapa, saat hari Raya Besar, muncul kejadian aneh seperti ini.

Apa yang terjadi itu perlu diwaspada. Memang masih diidentifikasi apa motifnya, dan darimana datangnya, tetapi seturut Ajaran Gereja Katolik, jelaslah bahwa bunuh diri merupakan tindakan penolakan Allah sebagai Sumber kehidupan dan Pemberi Kehidupan dan karena itu merupakan dosa terberat, tak terampuni.

Seluruh umat Kristiani dihimbau supaya tetap waspada, bukan takut. Sebab kalau tindakan itu benar teror, maka teror itu sebetulnya untuk menciptakan rasa berlebihan ketakutan. Dan sebagai orang beriman, sikap waspada, lebih tinggi nilainya daripada sekedar rasa takut.

Kalau orang sudah dalam kondisi takut, pikiran untuk menemukan solusi dan kehendak baiknya untuk merayakan, bakal buntu. Inilah alasannya mengapa kita, bukannya takut melainkan harus waspada.

Apa yang terjadi di Makassar hari ini, memberikan pembelajaran antisipatif bahwa tindakan seperti itu, tidak layak dipuji dan terhormat secara manusiawi.

Orang-orang beriman Kristiani insaf bahwa di saat Yesus disorak-soraki sebagai Raya, memasuki Yerusalem, di saat yang sama, Ia harus menanggung penderitaan. Tetapi orang beriman Kristiani sama sekali sesat, kalau ia menempuh jalan yang menimbulkan penderitaan, dan bahkan korban nyawa sesama lalu itu dilihat sebagai tindakan terpuji.

Yesus yang hari ini disorak-soraki, Ia memang menderita karena rela, tetapi Ia tidak korbankan orang lain. Ia korbankan NyawaNya, dan justru karena itu, orang beriman Kristiani belajar dari Yesus, bahwa apa yang dilakukanNya merupakan suatu tindakan transendental yang terjadi dari dan oleh Allah sendiri.

Mari mempersiapkan diri dengan penuh waspada, untuk memasuki pekan suci dan Perayaan Paskah. Sikap waspada yang baik, mampu mengarahkan teknik penjagaan yang baik pula.

RD. Yudel Neno

Pastor asal Keuskupan Atambua. Kini bertugas di Paroki Santa Maria Fatima Betun, Kabupaten Malaka, Provinsi NTT

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun