Saya persembahkan tulisan ini untuk para guru. Saya menaruh hati yang sungguh untuk pengorbanan mereka. Terutama karena, Saya ingin mengakui bahwa apa yang saya capai saat ini, adalah hasil tenunan sang guru pada masa yang berbeda-beda.Â
Saya memulainya dengan menceritakan pengalaman saya sebagai guru.Â
Tahun 2015-2017, Saya menjalankan masa praktek sebagai Frater di salah satu Lembaga Pendidikan yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Santo Pius X Bitauni-Kiupukan, TTU. Tugas pokok waktu itu adalah mengajar, mendidik, membina dan membimbing. Senang memang, karena menjadi guru. Banyak waktu, Saya pakai untuk kembangkan ilmu. Waktu itu, mata pelajaran yang saya asuh adalah Seni Budaya, kelas X-XI.
Setelah tahbis Diakon dan Imam, Saya bertugas di salah satu Paroki, wilayah Keuskupan Atambua, yakni Paroki Santa Maria Fatima Betun, Kabupaten Malaka. Lagi-lagi, ditengah kesibukan dengan tugas pastoral territorial, ada tugas lainnya,  pastoral  kategorial yakni sebagai guru di sekolah. Kali ini, Saya mengajar di dua sekolah, yakni Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) Santa Maria Fatima Betun dan Sekolah Menengah Pertama Katolik (SMPK) Sabar-Subur, Santo Thomas Aquinas Betun.Â
Bangga menjadi guru, terutama dari status guru, memungkinkan seseorang untuk belajar terus-menerus dari waktu ke waktu.Â
Hari ini, 25/11/2020, kita rayakan Hari Guru Nasional. Media sosial dihiasi dengan berbagai gambar dan tulisan, menyapa dan mengucapkan selamat Hari Guru Nasional.Â
Memang, tidak semua orang paham benar akan tugas guru. Oleh sebagian orang, menjadi guru itu mudah, karena tinggal mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, dan selesai. Oleh sebagian orang tua, anaknya dipercayakan total pada sekolah dan guru. Oleh sebagian kelompok ekonomis, menjadi guru itu, miskin karena tidak punya banyak uang. Oleh sebagian guru, merasa begitu-begitu saja dengan tugas sebagai seorang guru.Â
Lantas, apa sebetulnya tugas guru?Â
Guru ; digugu dan ditiru
Gugu artinya mempercayai, menuruti, mengindahkan. Digugu berarti dipercayai, dituruti, diindahkan. Tiru berarti melakukan sesuatu sama seperti yang dilakukan oleh orang lain. Guru, digugu dan ditiru berarti siap untuk dipercayai, dituruti, diindahkan (sikap, kata dan perbuatannya), karena memang layak dan benar. Di sini, letak persis tugas utama guru. Dan harus diakui bahwa menjadi guru, tugas berat, karena harus selalu menjadi teladan untuk digugu dan ditiru. Untuk itu, apa yang diungkapkan oleh Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantoro, menarik untuk direfleksikan saat ini; Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tutwuri Handayani, berarti di depan memberi teladan, di tengah membangun kemauan dan kesadaran, di belakang memberi motivasi dan dukungan.
Guru; Mendidik