Waktu terus berputar, segalanya pun ikut. Suka duka meliliti, dan terkadang, kata lebih tajam dari pedang bermata dua.
Nasihat dan hinaan, datangnya silih berganti. Hati ini, rasanya...ah.... sudahlah. Semuanya itu bahasa cinta, dan butuh dalamnya nurani untuk menangkap.
Waktu terus berputar. Usia masih panjang, dan masih banyak langkah.
Marilah, sobatku!!! Kita tidak perlu saling membakar untuk menerangi dunia gelap, ciptaan orang lain. Kita tidak perlu saling menghina untuk mencari popularitas, ciptaan kehendak tunggal.
Waktu terus berputar. Kita melangkah dalam waktu yang sama, namun pada tempat yang berbeda.
Tatkala anak-anak sheol melontarkan syair-syair kebencian buat lezatnya makanan tuan-tuan dunia, anak-anak Sion menolak dengan melantunkan syair-syair pengampunan.
Marilah, sobatku!!! Sadarlah, kita tidak harus menciptakan permusuhan untuk menegakkan kebenaran.
Di dunia ini, tak ada yang tunggal. Dunia ini berpasang-pasangan. Dan terkadang, kita terlalu cepat bernafsu, untuk menciptakan kebenaran yang kita inginkan sendiri.
Kita hanya butuh kebijaksanaan untuk menerima bahwa sejak dari sononya, kenyataan berpasang-pasangan, bukanlah permusuhan.
Waktu terus berputar. Marilah, sobatku!!! Kita ada dalam situasi new normal, dan supaya cara berpikir baru, melahirkan tindakan yang baru pula.
Yudel Neno
Betun, 10/07/2020