Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Katekese Tripoin Dalam Doa Salam Maria

18 Oktober 2019   18:43 Diperbarui: 19 Oktober 2019   05:33 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peranan Bunda Maria dalam tata keselamatan umat manusia, dari waktu ke waktu terus dihidupi dan dihayati oleh Gereja Katolik.

Atas permenungan yang panjang dalam konteks persoalan yang berbeda-beda,  Paus Leo XIII, pada 1 September 1883 menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Dan selanjutnya, pada 22 September 1891, melalui Ensiklik Octobre Mense, Paus Leo XIII menetapkan bulan Oktober sebagai bulan yang dibaktikan dan dikuduskan kepada Santa Perawan Maria, Ratu Rosari.

Penghormatan atau devosi terhadap Bunda Maria pun terus berkembang dari waktu ke waktu. Salah satu doa  devosi terhadap Bunda Maria adalah  Doa Salam Maria.

Saya ingin membahasnya secara ringan, makna yang terkandung di dalam Doa Salam Maria.

Ada tiga poin utama dalam Doa Salam Maria, yang hendak saya renungkan. Yang pertama; Salam Maria, yang kedua ; Penuh Rahmat, yang ketiga ; Terpujilah Engkau.

Ketiga poin di atas, hendak saya renungkan dalam kerangka pernyataan Bunda Maria sendiri; Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu.

Maksudnya ialah ketika Doa Salam Maria didaraskan, setiap orang yang berdoa patut menempatkan dirinya sebagai yang kecil di hadirat Allah, seturut pernyataan Bunda Maria; Aku ini hamba Tuhan, dan berpasrah total di hadirat Allah, seturut pernyataan Bunda Maria; terjadilah padaku menurut perkataanMu.

Yang pertama ; Salam Maria

Ketika Maria sampai di rumahnya Elisabeth, Ia memberi Salam kepada Elisabeth, Elisabeth lantas berseru; Siapakah Aku ini, sampai Ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab ketika salammu itu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.

Bunda Maria memberi salam, dan Elisabeth bergembira, bahkan anak yang di dalam rahim pun melonjak kegirangan. Salam dan kehadiran  Bunda Maria, membawa kabar gembira.

Itu berarti setiap kali kita mendaraskan Doa Salam Maria, kita diingatkan akan kunjungan Bunda Maria yang membawa kabar gembira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun