Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Umat Katolik di Antara Rasa Iba dan Waspada terhadap Aksi Teror di Selandia Baru

15 Maret 2019   23:28 Diperbarui: 16 Maret 2019   02:44 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasca aksi terror penembakan di kedua Masjid di Selandia Baru yang menelan sejumlah korban jiwa dan yang lainnya sementara dirawat, kepada para korban dan keluarga korban, kita menaruh rasa iba yang mendalam serta doa agar jiwa mereka diselamatkan dan keluarga korban dikuatkan selalu.

Menyikapi aksi terror ini, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) bersama Umat Katolik seluruh Indonesia menyatakan sikapnya terkait peristiwa penembakan di Selandia baru.

Ada empat poin yang ditandaskan ole KWI yakni tentang sikap KWI mengecam, menegaskan, mengharapkan hukum yang adil dan harapan akan keharmonisan antaretnis dan umat beragama khususnya di Indonesia.

KWI mengecam keras aksi penembakan di dua Masjid yakni Christchurch, Selandia Baru yakni Masjid Al Noor di Chrischurch dan dan di pinggiran Linwood yan terjadi Jumat, 15 Maret 2019.

KWI menegaskan sikapnya bahwa tindakan tersebut yang menelan sejumlah korban merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama apapun dan nilai-nilai kemanusiaan universal.

Terhadap aksi ini, KWI mengharapkan hukuman terhadap para pelaku yang seadil-adilnya dan terutama mengharapkan agar aksi terror ini jangan dijadikan sebagai momokan atau batu sandungan bagi relasi harmonis umat antar etnis dan antar umat beragama khususnya di Negara Indonesia yang selama ini berjalan baik.

Sekiranya, KWI bersama umat Katolik seluruh Indonesia tidak lupa akan duka yang mendalam serta doa yang tulus bagi para korban serta keluarga korban terkait dengan peristiwa yang dideritanya.

Di sela-sela itu, doa pun patut dilancarkan demi pertobatan para pelaku terror. Di tengah segala kekacauan yang ditiimbulkan oleh manusia, doa dan harapan terhadap Sang Illahi akan pertobatan umat manusia tidak boleh dilupakan. 

Apalagi Umat Katolik seluruh dunia sementara berada dalam Masa Prapaskah, masa di mana, Umat Katolik diberi kesempatan istimewa untuk merefleksikan pertobatan sebagai pintu bagi karya rahmat Allah.

Sembari memperhitungkan bahwa salah satu kesuksesan para teroris ialah menyebar ketakutan melalui media sosial berupa gambar dan video terror, rakyat Indonesia seluruhnya, umat Katolik khususnya, perlu waspada terhadap penyebaran berbagai berita, gambar, video teror, dengan memperhitungkan kondisi psikologis para korban yang masih dirawat dan keluarga korban yang menderita karena rasa iba yang mendalam.

Aksi terror ini pun dikecam keras oleh Kepala Negara Republik Indonesia yakni Presiden Joko Widodo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun