Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Paman yang Sial

5 Maret 2019   07:03 Diperbarui: 5 Maret 2019   08:38 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bak petir siang bolong, sebegitu cepatnya nama pamanku melangit dalam petaka. Tak sanggup mendaur kenangan tatkala kembali kuingat nasehat-nasehat pamanku itu. Ada jurang galian Paman yang terbelalak menakutkan.

Namun tak kuputus asa. Kutuliskan sepenggal kalimat ; pamanku bertobatlah. Kutempel di sudut kamar saya. Hari-hariku penuh doa, semoga Sang Khalik mengampuni pamanku yang tak karuan itu.

Pamanku tak memusnahkan hidup lain. Tak menodai martabat lain. Pamanku terkutuk lakunya. Hidup dan karirnya kini berantakan, tatkala hobi menjulang di langit-langit. Tiada henti sembari menembusi batas normal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun