Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Neno Warisman dan Keamanan Masyarakat

5 September 2018   13:01 Diperbarui: 5 September 2018   13:04 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konteks perpolitikan Indonesia menjelang pilpres 2019 kembali dihebohkan pasca aksi massa menghadang Neno Warisman di gerbang Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau (Sabtu, 25/08/2018). Sedianya Neno Warisman ingin menghadiri acara deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru, Riau (Minggu, 26/08/2018). Aksi menghadang Neno Warisman ini menuai berbagai kritik dari publik.

Menyimak dan menyikapi situasi berpotensial bentrok ini, sebagai pihak keamanan, kepolisian menempuh cara yang tepat dengan mengamankan Neno Warisman dan membubarkan massa. 

Hemat saya, tindakan ini tepat sebagai wujud kepedulian polisi sesuai tupoksi demi keamanan dan ketertiban wilayah dan masyarakat. Walau demikian, cara yang ditempuh oleh kepolisian menuai berbagai kritik dan tafsiran. Atas cara ini, polisi dituding melakukan persekusi terhadap Neno Warisman.

Hemat saya, kepedulian terhadap keamanan wilayah adalah tugas utama yang perlu dijunjung tinggi oleh setiap warga Negara Indonesia sebagaimana keselamatan, keamanan dan ketertiban rakyat adalah hukum tertinggi. 

Bukankah keamanan dan ketertiban rakyat jauh lebih penting dan utama daripada kepentingan segelintir orang? Untuk apa meloloskan Neno Warisman untuk menghadiri acara Deklarasi #2019GantiPresiden kalau situasi dan kondisi bertendensi bentrok yang kelak memecah-belah? Di sini, dituntut cara berpikir kritis bahwa tindakan mengamankan Neno Warisman bukanlah sebagai tindakan membatalkan acara Deklarasi #2019GantiPresiden. 

Apapun acara itu, siapapun orangnya, demi suatu alasan yang lebih utama yakni keamanan dan ketertiban wilayah maka perlu disikapi dengan cara yang adil.

Hemat saya, tindakan polisi menahan Neno Warisman dan memulangkan Neno Warisman ke Jakarta adalah tindakan yang tepat. Tidak hanya itu, polisi pun membubarkan massa yang menghadang Neno Warisman. Kita bisa membayangkan apa konsekuensinya dengan menyimak kenyataaan massa yang terdiri dari pro dan kontra. Kondisi seperti ini, hemat saya berpotensial bentrokan massal.  

Tidaklah tepat kalau kita mengatakan bahwa tindakan polisi terhadap Neno Warisman adalah tindakan persekusi. Karena itu, tudingan polisi melakukan persekusi merupakan pernyataan yang melukai tupoksi polisi. Justru dengan cara mengamankan Neno Warisman, polisi semakin menunjukkan kepeduliannya terhadap Neno Warisman demi terhindarnya Neno Warisman dari persekusi massa.

Sebagai masyarakat Indonesia, menyikapi persoalan seperti ini, kita perlu berpikir kritis. Hajatan ide yang disodorkan melalui berbagai media sosial banyak kali menghasut cara  berpikir kita untuk terperangkap dalam salah tafsir  yang berujung pada mudah dan keliru memberi simpulan. 

Berbagai asumsi terhadap pihak-pihak yang berwewenang mudah menguat berpadanan dengan konteks perpolitikan menjelang pilpres 2019.

Hemat saya, tindakan polisi mudah dibaca sebagai tindakan persekusi merupakan cara berpikir yang keliru. Bisa saja merupakan cara konfrontir oleh segelintir pihak melalui media untuk melemahkan elektabilitas Jokowi menjelang pilpres dengan mengemukakan tindakan persekusi dari kepolisian.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun