Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makna Persahabatan Menurut Aristoteles

28 Maret 2018   00:23 Diperbarui: 28 Maret 2018   00:36 10182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: dailyhistory.org

 Euripides mengatakan bahwa persahabatan antar dua orang ibarat bumi yang terpanggang mencintai hujan dan surga yang agung mengisinya dengan hujan. Karena itu, cinta harus jatuh pada bumi. Di sini berarti nilai sebuah persahabatan ada pada tindakan nyata yakni memberikan sesuatu yang dibutuhkan demi kebaikan bersama. 

Yang kedua oleh Heraclitus

 Heraclitus mengatakan bahwa segala perbedaan seringkali mengondisikan adanya perlawanan. Yang berlawanan saling membantu, bahwa elemen yang berbeda menghasilkan keserasian yang indah, dan bahwa sesuatu menjadi ada melalui suatu perjuangan. Di sini Heraclitus memaparkan bahwa tidak mudah membangun persahabatan yang baik dan benar di antara segala perbedaan. Walaupun demikian, perjuangan dalam segala perbedaan akan menghasilkan keserasian yang indah sebagaimana mengikuti pandangan Aristoteles yang mengatakan bahwa prasyarat bagi sebuah keindahan adalah adanya perbedaan. 

Yang ketiga oleh Empedokles

 Empedokles mengatakan bahwa pandangan yang berbeda dan berlawanan dari setiap orang sesungguhnya semakin menunjukkan kesamaan untuk memperjuangkan sesuatu yang sama. Di sini Empedokles ingin menunjukkan bahwa alasan persahabatan tidak boleh mengingkari perbedaan yang ada dalam diri setiap orang. Dalam segala perbedaan, persahabatan justeru muncul karena atas cara yang sama mereka memperjuangkan sesuatu yang sama.

C. Tiga Macam Persahabatan Menurut AristotelesSebelumnya Aristoteles menguraikan tentang tiga hal yang menjadi obyek dari kasih. Tiga hal itu disebut kegunaan, kesenangan dan kebajikan. Menurut Aristoteles, tiga hal ini mendasari sebuah persahabatan dengan kategori penjelasan yang berbeda-beda pula.
Berdasarkan tiga hal ini, Aristoteles membedakan tiga macam persahabatan yakni persahabatan dengan motif kegunaan, persahabatan dengan motif kesenangan dan persahabatan dengan motif kebajikan. 
Aristoles memperlihatkan bahwa persahabatan yang didasarkan pada kegunaan dan kesenangan tidak dapat bertahan karena ukurannya datang dari luar serentak bersifat kebetulan dan mudah pecah apabila seorang sahabat tidak lagi berguna dan tidak lagi menyenangkan. 
Lantas Aristoteles berpandangan bahwa persahabatan yang baik adalah persahabatan yang digerakkan oleh hubungan timbal balik kehendak baik. Karena itu Aristoteles mengatakan bahwa persahabatan yang bertahan lama adalah persahabatan yang didasarkan pada kebajikan, dalam arti bahwa persahabatan itu muncul sebagai bentuk menghargai sesama apa adanya sebagai pribadi yang bermartabat dan berharga. 
Menurut Aristoteles, kebajikan atau kebaikan adalah in se dalam diri setiap orang dan per se dalam diri sesama. Itu artinya kebaikan adalah intrinsik dalam diri setiap orang bukan karena kebetulan sebagaimana dalam kesenangan dan kegunaan. Di sini persahabatan yang dibangun di atas dasar kebaikan mengambil wujud bahwa antara mereka yang bersahabat timbul komitmen untuk bersama-sama melakukan kebaikan, bersama-sama merasakan kebaikan karena meraka adalah orang-orang baik.Tentang yang baik ini, Aristoteles membedakan tiga macam kebaikan yakni baik eksternal (ukuran luar misalnya kecantikan), baik dari jiwa (martabat) dan baik dari tubuh (kekar, tinggi). Menurut Aristoteles, baik dari jiwa adalah baik tertinggi karena tidak bersifat kebetulan dan tidak ada pada binatang dan tumbuhan.

D. Persahabatan Sebagai Sifat dan Sebagai Kegiatan

Aristoteles menguraikan tentang persahabatan menunjuk pada sifat dan kegiatan. Ia mengatakan bahwa persahabatan sebagai kegiatan aktif, nyata diterapkan saat bersama-sama secara fisik, pada waktu dan tempat yang sama dan dekat. Di sini persahabatan perlu diterjemahkan sebagai kegiatan baik untuk membangun relasi. Sedangkan bagi mereka yang jauh, Aristoteles mengemukan tentang persahabatan sebagai sifat. Bahwa demi menghindari jauh di mata, jauh di hati, maka sekalipun seorang sahabat tidak berada di samping kita, persahabatan harus tetap dibangun. 

E.CintaSebagai Dasar Untuk Membangun Persahabatan

Patut dicatat bahwa cinta diri ini bukan menunjuk pada egoisme diri atau menarik sesuatu selalu ke dalam kepentingan diri. Lantas bagaimana memahami tenang cinta diri?

Aristoteles mengatakan bahwa sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri, sedemikian itu, kita patut mencintai seorang sahabat. Aristoteles mengemukan lima pernyataan untuk menjelaskan tentang cinta diri sebagai dasar untuk membangun persahabatan. Yang pertama; orang yang menginginkan apa yang baik atau tampak baik baginya demi temannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun