Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tragedi Rohingya

11 November 2017   10:38 Diperbarui: 11 November 2017   11:31 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Luka-luka merintih bersimbah darah

Lalim memekik melilit korban

Mimik seram anti harkat

Pertiwi meronta bermandi darah

Harapan sirnah dalam riuh senapan

Peluru terbahak dalam kedalaman luka

Sakit merintih mengaduh merana

Nestapa derita enggan penghujung

Dari kedalaman hati, Rohingya memekik

Jangan bantai kami

Wahai insan berbudi tamak

Wahai insan berhati neraka

Adakah rindumu untuk mereka?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun