Mohon tunggu...
Drs FreetjeWaworuntu
Drs FreetjeWaworuntu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Kimia Unima

S2 Teknologi Pendidikan UNJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Oposisi Berbeda dengan Sila ke-4 Pancasila

26 Juli 2019   14:41 Diperbarui: 26 Juli 2019   14:58 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setelah pilpres dengan berbagai peristiwa yang dilalui, KPU menetapkan pasangan Jokowi-Ma'arif sebagai pemenang. 

Kemudian muncul peristiwa penting lainnya seperti:

Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo. Mereka bukan lagi lawan tanding tetapi teman tanding. 

Pertemuan 4 partai pendukung jokowi dan pdip tidak ikut. Mereka menunjukkan bahwa semua kekuasaan hanya untuk koalisi partai pro jokowi-ma'arif. 

Peristiwa unik saat bersamaan di tempat berbeda pertemuan megawati dengan prabowo dan paloh dengan gubernur anies.

Mengapa demikian? Kekuasaan menolak kompromi karena oposisi selalu ditonjolkan. Oposisi bertabrakan dengan sila ke4. Oposisi memunculkan konflik diametral yang berkepanjangan. Oposisi menginginkan yang kalah tidak perlu mendapat kekuasaan. Oposisi menemplak yang kalah hanya boleh pada posisi mengeritik terus-menerus.

Konsep oposisi tidak menghidupkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun