Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Membaca, Berproses, Menulis, dan Berbagi || Portal Pribadi: www.tafenpah.com www.pahtimor.com www.hitztafenpah.com www.sporttafenpah.com ||| Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

STY: Perlunya Kedewasaan Berbudaya dari Suporter Indonesia

4 Juli 2022   00:10 Diperbarui: 5 Juli 2022   09:43 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar:CnnIndonesia

Budaya sepakbola Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Karena perilaku kurang menyenangkan dari suporter, saat mendukung pasukan Garuda Muda di laga perdana kontra Vietnam, dalam penyisihan grup A Piala AFF U-19 2022.

Euforia pesta petasan atau flare dari penonton menyebabkan penilain buruk FIFA kepada industri sepakbola tanah air. Perilaku itu pun disoroti juru taktik timnas Indonesia, Shin Tae-Yong. 

"Pertama-tama saya ucapkan terimakasih kepada para suporter yang telah memberikan dukungan penuh kepada Timnas, tetapi petasan/flare di akhir pertandingan itu akan mengurangi fokus pemain kami. FIFA akan memberikan saksi besar kepada kita" ujar STY melalui laman @PSSI, Senin (4/7/2022).

Mantan peracik timnas Korea Selatan ini juga mengimbau kepada suporter tanah air untuk lebih dewasa dalam memberikan dukungannya kepada timnas.

Memang pesta petasan di akhir pertandingan sebagai bagian dari ekspresi penonton. Tetapi, menurut STY itu pun berlebihan. Mengingat, sepakbola Indonesia sedang berkembang ke arah positif.

Tren perkembangan ini pun tidak akan bertahan lama, jika suporter tidak memiliki kesadaran untuk menjaga nama baik timnas.

Suporter Perlu Belajar dari Saksi FIFA 2015

Sumber gambar:CnnIndonesia
Sumber gambar:CnnIndonesia

Sejarah kelam sepakbola Indonesia 2015, perlu dipelajari oleh berbagai pihak. Karena pada tahun tersebut, industri sepakbola kita mati suri. 

Lantaran, intervensi atau campur tangan internal dari pemerintah, melalui Kemenpora kepada PSSI, ikut menciderai sepakbola dalam jangka waktu yang panjang.

Dalam kekosongan tersebut, kita pun saling menyalahkan antar satu dan yang lain. Akibatnya, dinamika kehidupan olahraga Indonesia jatuh dalam catur 'perpolitikan.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun