Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Driver LalaMove | Content Creator | Tafenpah Group

Membaca, Berproses, Menulis, dan Berbagi || Portal Pribadi: www.tafenpah.com www.pahtimor.com www.hitztafenpah.com www.sporttafenpah.com ||| Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepenggal Kisah tentang Guru

25 November 2021   14:52 Diperbarui: 25 November 2021   15:05 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepenggal kisah tentang guru. (Sumber foto: News.Detik.com)

Pagi itu mentari masih belum menunjukkan tanda-tanda kehidupan di batas negeri, saya dan seorang guru duduk di salah satu pesisir pantai Timor Barat. Gelombang air laut ikut merangsang pahlawanku ini untuk bercerita. Ia bercerita tentang seorang anak manusia yang kini pergi tak tahu rimbanya.

Sedih dan terharu ketika air matanya jatuh ke tepian pantai. Saya pun duduk termenung bak pohon kelapa yang menjulang tinggi membela indahnya pesisir pantai Timor Barat.

Pahlawanku ini sudah bertahun-tahun menjadi salah satu guru honorer di salah satu sekolah negeri. Ia tidak pernah mengharapkan apa pun, selain kecukupan materi untuk menunjang aktivitasnya di sekolah. Maklum, letak rumah dan sekolahnya kurang lebih 25 kilo meter.

Sarana trasportasi untuk menuju sekolah tersebut pun masih belum mendukung. Karena letak sekolahnya berada di tengah hutan yang akses menuju ke sana juga hanya bisa dilalui oleh sepeda motor.

Akan tetapi, ia pun tidak memiliki sepeda motor. Jalan terbaik baginya adalah berjalan kaki PP 25 Kilometer setiap hari.

Perjuangannya untuk ikut mencerdaskan generasi perbatasan berkali-kali ditolak oleh pemerintah setempat. Namun, ia tidak patah semangat. Karena hanya itulah profesi yang ia tekuni selama ini.

Mendidik Dengan Hati

Sumber: Theconversation.com
Sumber: Theconversation.com

Filosofinya yang terkenal adalah 'Mendidik Dengan Hati." Artinya generasi perbatasan meskipun masih belum begitu familiar dengan teknologi tapi ia menuntut mereka untuk terus belajar di mana saja. Karena ilmu yang ia ajarkan di sekolah  tak relevan dengan perkembangan zaman. Untuk itu, dengan telaten ia membimbing anak-anak muridnya menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang arti 'belajar sepanjang hidup.'

Beberapa tahun kemudian, Guru ini mendapatkan salah satu surprise dari mantan anak muridnya. Di mana profesi anak muridnya adalah jurnalis kawakan di media nasional.

Cikal bakal murid ini untuk mengangkat kisah gurunya adalah ketimpangan antara guru di kota dan desa dalam hal apa pun. Maka, murid ini mulai mengadakan riset untuk menuliskan novel tentang ' Terima Kasih Guru Terhebatku."

Novel ini menceritakan tentang perjuangan guru ini. Tak disangka-sangka, kehadiran buku novel ini meledak di pasaran. Guru ini mendadak tenar hingga kedengaran oleh presiden sendiri.

Presiden pun mengundang guru ini untuk ke istana negara. Setelah pertemuan keduanya, gurunya diangkat jadi kepala Dinas Pendidikan di daerahnya. Akan tetapi, guru ini dengan tegas menolak. Karena ia sudah cukup nyaman dengan statusnya sebagai guru honorer.

Presiden pun merasa bingung dengan pendirian guru tersebut. Akhirnya, presiden mengikuti kemauan guru ini untuk tetap menjadi guru yang biasa-biasa saja tapi luar biasa dalam menghasilkan sumber daya manusia.

Royalti Novel Untuk Pak Guru

Sumber: Sonora.id
Sumber: Sonora.id

Mantan muridnya memberikan royalti novel untuk gurunya. Karena tanpa jasa dan pengorbanannya, ia tidak menjadi apa-apa. Itulah cara sederhana pembalasan budi dari mantan muridnya.

Guru ini tetap menolak tapi ia pun tidak bisa menutupi kekurangan finansialnya. Akhirnya, ia menerima royalti tersebut dan ia berhasil mendirikan salah satu taman bacaan di desanya.

Nama taman bacaan itu adalah "Terima Kasih Guruku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun