Hidup Anda adalah cerita Anda dan petualangan di depan adalah perjalanan untuk memenuhi tujuan dan potensi diri sendiri -- Kerry Washington
Sobatku, potretan inspirasi ini menjadi batu pijakan bagi saya untuk mengisahkan pengalaman saya sebagai seorang "caregiver" atau perawat lansia selama satu tahun.
Destinasi perjalanan adalah bagian dari rencana yang sudah didesain oleh saya yakni memenuhi tujuan serta mencari potensi terbaik dalam diri saya sendiri.
Tahun 2019, saya memutuskan untuk menjadi seorang perawat lansia. Profesi ini tidak pernah ada dalam bayangku. Akan tetapi, dalam kondisi yang serba sulit, saya pun memutuskan untuk menerima tawaran kerja dari salah satu rekan yang berada di Jakarta.
Tak tanggung-tanggung, pasien pertama saya adalah seorang mantan Jenderal Angkatan Darat, lalu berlanjut pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.
Ada rasa khawatir, tak berdaya yang bercampur menjadi satu ketakutan terbesar dalam perjalananku.
Akan tetapi, saya memiliki keyakinan bahwa ketika saya merawat pasien dengan teknik 3S, saya pun akan melewati berbagai tantangan.
Apa itu teknik 3S? Teknik ini barangkali ada yang sudah tahu dan sebagian pula belum mengetahuinya. Untuk itu, tak salah, jika saya mulai bermanuver dengan sedikit sentuhan imajinasi dan realitas.
Senyum
Tersenyumlah kepada siapa pun, meskipun pancaran sinar bola matamu tak bisa membohongi semesta -- Fredy Suni.
Sobatku, kedua pasien saya memang memiliki karakter yang berbeda. Latar belakang pasien yang pertama adalah seorang ABRI yang memiliki prinsip hidup; tegas, disiplin, cekatan dan nasionalis. Sementara pasien yang kedua lebih santai, tegas dan emsoi yang tidak stabil.
Sebagai caregiver apa yang musti saya lakukan? Dalam keadaan yang dilema, antara pahit dan manis saya selalu tersenyum.
Senyuman yang keluar dari hati yang tulus akan memancarkan aura positif kepada pasien. Terbukti, kedua pasien saya akhirnya menerima saya sebagai anak, cucu dan keluarga mereka sendiri.
Komunikasi non-verbal ini memiliki kekuatan yang super dahsyat. Saya pun berhasil masuk dalam dunia mereka.
Sapa
Setelah kedua pasien saya berada dalam kendaliku, saya pun mulai menyapa mereka dengan istilah bahasa daerah mereka. Misalnya; Horas, Ni Hao Ma, dll.
Sapaan yang tulus memberikan umpan balik (feedback) yang tulus pun dari mereka. Bahkan keluarga pasien pun menganggap saya menjadi bagian dari keluarga inti mereka.
Sahabat
Setelah saya menerapkan kedua model pendekatan di atas, kini saya pun mulai mengenal mereka lebih jauh lagi melalui jalur "SAHABAT."
Untuk menjadi sahabat pasien tentunya membutuhkan waktu yang lama. Ya, tergantung dari kreativitas caregiver atau perawat lansia yang bersangkutan.
Salah satu teknik kreativitas saya adalah menanyakan hobi pasien. Misalnya, pasien pertama saya suka bernyayi. Ya, saya pun ikut bernyayi. Pola klasik ini memang sangat manjur dalam menaklukan dunianya pasien.
Sedangkan, pasien kedua saya hobinya seputar otomotif. Meskipun saya kurang menyukai otomotif. Tapi, saya selalu ikut merasakan emosinya yang menggebu-gebu ketika menceritakan nikmatnya dunia otomotif dan mekanik.
Dari cara sederhana itu, saya mulai beratraksi dan membawa mereka untuk masuk dalam dunia saya. Berbagai dramatisasi kehidupan telah kami kisahkan, mulai dari rumah, jalan, tempat nongkrong, masa lalu, kehilangan orang tercinta, gagal bisnis, ketakutan di medan perang hingga Panti Jompo tempat di mana saya bekerja.
Pada akhirnya, saya akan memberikan catatan penting atau solusi bagi siapa pun yang akan merawat lansia yakni;
- Masa lansia merupakan perang emosional antara karier, kenikmatan hidup serta penerimaan dan penolakan. Untuk mengatasi masalah ini, kita hanya butuh satu hal yakni; merawat pasien dengan hati. Artinya, kita boleh menerapkan model pendekatan 3S; Senyum, Sapa dan Sahabat dalam kondisi apa pun.
Catatan: Maaf saya tidak bisa menyebutkan nama pasien saya karena kode etik.