Gaya permainan Vietnam di babak pertama adalah bermain agresif dan cepat. Timnas Indonesia yang dikenal dengan permainan melow dan indah tak bisa menerapkan pola permainan tersebut.
Kecenderungan timnas adalah bermain agresif dan cepat. Secara kalkulasi matemis, timnas sudah dihipnotis oleh gaya permainan Vietnam.
Akibatnya, Vietnam bebas menguasai bola dan terus mengekang timnas. Timnas Indonesia pun sulit untuk mengembangkan pola permainan melow dan indah.
Berkali-kali Vietnam mendapatkan peluang emas di daerah terlarang timnas Garuda. Hingga memasuki injury time, Vietnam masih menguasai ball possession 72 % berbanding 28 % milik timnas Garuda.
Tambahan 3 menit di babak pertama hanya memberikan keleluasaan bagi Vietnam untuk terus mengeksploitasi lini tengah dan pertahanan timnas Garuda Muda.
Timnas Garuda masih beruntung di babak pertama. Karena skor masih 0-0.
Kick off babak kedua menjadi ajang pertunjukan timnas Garuda kepada publik. Rupanya manager Shin Tae-Yong sudah menganalisa dan mengkalkulasikan pergerakan timnas Vietnam.
Lebih dari itu, Evan Dimas dkk mulai membangun komunikasi dan kerjasama demi mengharumkan nama Indonesia di mata global.
Transisi serangan Indonesia mengalami peningkatan pasca masuknya Egy Maulana Vikri di babak kedua.
Nahas! Harapan timnas Garuda ketika pertandingan babak kedua baru berjalan 5 menit. Di mana Nguyen Tien Linh menceploskan bola ke gawang Garuda. Pemain timnas pun terpaku menatap keperawanan gawangnya di jebol oleh pemain Vietnam.
Koordinasi dan komunikasi yang masih minim antar pemain timnas harus dibayar dengan kebobolan.