Merayakan bulan puasa di tengah Pandemi, tak menyurutkan iman, harapan dan semangat bagi Mohamed Salah. Kekalahan timnya di perempat final Liga Champions dari Real Madrid tak memupuskan harapannya untuk berpuasa.
Kecewa ya, sedih ya, terluka ya, dan menyesal ya. Karena pelatih Liverpool, Jurgen Klopp menaruh beban di pundaknya. Tapi, dalam pertandingan harus ada yang kalah dan menang.
Sebagai ungkapan atas peristiwa yang ia alami dalam pertandingan sehari yang lalu, Mohamed Salah kembali menguatkan dan menjernihkan pikiran dengan menjalani puasa di bulan berkah ini.
Ia tak mau kegagalan timnya ikut membatalkan puasanya. Apalagi sebagai pemain Muslim yang berasal dari budaya Timur, tradisi puasa adalah wajib dilakukan oleh mereka yang sudah dewasa. Terkecuali sakit yang tidak bisa ditolerir dalam kondisi apapun.
Belajar dari cara hidup Mohamed Salah, terutama dalam menjalin relasinya dengan Tuhan, memberikan cara pandang baru bagi kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
Mohamed Salah tak pernah mendengarkan lagu Ebiat G Ade yang berjudul "Masih Ada Waktu." Tapi melalui intuisinya, ia merenungi diri, bersyukur dan memperbaharui diri di bulan berkah ini.
Ada waktunya untuk bersantai ria, ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk bersua sahabat, rekan, kenalan dan ada waktu untuk bersyukur (Fredy Suni).
Kini Mohamed Salah berada pada fase bersyukur. Kita pun diharapkan untuk selalu bersyukur. Meski di tengah situasi yang belum jelas arahnya ke depan. Yang terpenting kita selalu yakin dan percaya akan hari esok dan lusa yang lebih indah dari hari kemarin.
Selamat menjalani bulan berkah ini, saudara-saudariku umat Muslim di manapun.