Fresh Graduate akan berkembang, bila ia berada pada ruang yang tepat. Pemimpin yang visioner akan memberikan kesempatan bagi fresh graduate untuk mengaplikasi ilmu yang ia miliki. Sebaliknya, pemimpin yang anti segala sesuatu, akan mengebiri potensi dari fresh graduate.
Tapi fakta di lapangan hingga kini, perusahaan masih mencari karyawan yang sudah punya segudang pengalaman bukan fresh graduate. Alasannya sangat sederhana yakni, mudah beradaptasi dan diharapkan untuk menggenjot trafik penjualan dari perusahaan.
Bagaimana pun karyawan yang sudah di-back up dengan segudang pengalaman berawal dari fresh graduate. Bila perusahaan tak memberi kesempatan kepada fresh graduate, bagaimana regenerasinya?
Segala sesuatu itu mengalir dan berjalan begitu saja. Karyawan yang sudah memiliki segudang pengalaman pun berpotensi untuk berpindah tempat kerja.
Mengapa karyawan yang memiliki segudang pengalaman mudah berpindah tempat kerja? Karena ia menganggap dirinya dibutuhkan oleh perusahaan lain. So, untuk apa takut dengan karir ke depan? Secara logika nakal kurang lebih seperti ini.
Lalu, bagaimana perusahaan mempertahankan karyawan lamanya? Jalan satu-satunya adalah memberikan fasilitas pendukung bagi kelancaran karyawan dalam bekerja.
Selain itu, pemimpin perusahaan pasti tak mudah melepas karyawan yang memiliki potensi dalam memajukan perusahaan. Cara apapun pasti dijalani, demi mempertahankan karyawan seniornya. Bila sudah terjadi seperti ini, amplop coklat dari ribuan fresh graduate pun hanya numpang dan menetap di tong sampah. Miris dan inilah realita yang terjadi dalam lingkungan kerja.
Mari kita melihat sisi positif dan negatif, mengapa perusahaan wajib merekrut fresh graduate.
Kelebihannya:
Fresh graduate memiliki potensi untuk menjadi aset berharga bagi perusahaan. Tatkala karyawan senior sudah menginjak masa pensiun.
Fresh graduate tak akan banyak protes dan melawan pimpinan. Karena ia masih baru dan masih beradaptasi dengan dinamikan SOP yang ada dalam suatu perusahaan. Ketimbang karyawan lama yang kebanyakan gosipin pemimpinnya. Lebih baik perusahaan merekrut fresh graduate.
Kelemahannya:
Fresh graduate dirundung kebingungan dan rasa percaya diri yang kurang untuk mengeksekusi apa yang diperintahkan oleh atasannya.
Produktivitas pun pasti berkurang. Karena fresh graduate masih berusaha untuk mencari kecocokannya. Apalagi fresh graduate yang semasa kuliahnya menganggap dirinya paling sok pintar dan cerdas di hadapan teman-temannya.
Fresh graduate yang memiliki karakter demikian akan sulit untuk beradaptasi dan bekerjasa sama dengan rekannya. Padahal dalam dunia kerja, kerja tim itu sangat dibutuhkan. Terlepas dari  beberapa orang yang dikhususkan untuk bekerja individu.
Fresh graduate juga ada yang kepala batu, bila diberi instruksi oleh seniornya.
Plus-minus dari karyawan baru dan lama dalam dunia kerja. Tapi, segala sesuatu itu diawali dari langkah pertama. Tanpa langkah pertama, seorang pun tak akan mencapai tangga yang keseribu di depan. So, fresh graduate wajib diberikan kesempatan untuk mengeksplor kemampuannya.
Karena fresh graduate butuh ruang ekpresi yang lebih untuk mengembangkan dan mengaplikasi ilmu yang ia dapatkan selama di bangku kuliah.