Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Driver LalaMove | Content Creator | Tafenpah Group

Membaca, Berproses, Menulis, dan Berbagi || Portal Pribadi: www.tafenpah.com www.pahtimor.com www.hitztafenpah.com www.sporttafenpah.com ||| Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gegar Budaya Disebabkan oleh Kurangnya Komunikasi Lintas Budaya

23 Maret 2021   21:20 Diperbarui: 23 Maret 2021   21:34 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya komunikasi lintas budaya untuk menghindari gegar budaya. Foto dari Lifestyle.kompas.com.

Gegar budaya atau "Culture Shock" disebabkan oleh miskomunikasi lintas budaya.

Budaya adalah cara untuk bertindak, berelasi dan berempati dalam keseharian manusia. Masalah geger budaya bukan hal baru dalam kehidupan kita. Geger budaya merupakan masalah universal.

Universalitas akibat komunikasi yang tidak terjalin dengan baik. Semakin hari kita menyaksikan penyusutan atau penyempitan makna dari komunikasi lintas budaya.

Komunikasi lintas budaya dipandang sebagai sesuatu yang sulit untuk dilakukan oleh setiap orang. Karena sebagian besar orang sudah merasa nyaman dengan budayanya. Mereka tidak membutuhkan budaya orang lain. Bahkan budaya orang lain dipandang sebagai penghalang atau batu sandungan bagi mereka untuk melangkah.

Kekacauan yang disebabkan oleh pola pikir primitif, perlu dirubah sesuai dengan perkembangan zaman. Karena kita tidak mungkin hidup terisolasi dari keberadaan orang lain. Kehadiran orang penting bagi kita untuk memoles atau mengubah pikiran ke arah yang lebih kompleks.

Paradigma baru dari budaya sesama membantu kita untuk mencapai tujuan bersama dalam kehidupan bermasyarakat.

Nah, untuk mengubah pola pikir primitif menuju arah perkembanagan, komunikasi lintas budaya sangat dibutuhkan oleh siapapun.

Mengutip dari ajaran Rektor Aw Kaligis, manfaat dari komunikasi lintas budaya itu mencakup 3 bagian, yakni.
1. Menghindari Kesalahpahaman
2. Menghindari Gegar Budaya
3. Menghindari Pertentangan

Demikian yang diajarkan oleh Rektor Aw Kaligis.

Sesuai dengan cara hidup penulis yang berawal dari homogen menjadi heterogen di kota metropolitan, penulis mencoba untuk mengelaborasikan pandangan penulis dengan ajaran dari Rektor Aw Kaligis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun