Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Membaca, Berproses, Menulis, dan Berbagi || Portal Pribadi: www.tafenpah.com www.pahtimor.com www.hitztafenpah.com www.sporttafenpah.com ||| Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menulis sebagai Sarana Berkompetisi Secara Positif

22 Maret 2021   14:05 Diperbarui: 22 Maret 2021   14:26 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis sebagai sarana berkompetisi secara positif. Dokpri.

Mereka yang pernah terlempar dari dirinya, sesamanya, lingkungan dan alamnya, entah karena kegagalan, peristiwa alam yang tak terduga, pasti tahu arti perjuangan dalam berkompetisi.

Tatkala kita mendengar kata "kompetisi" pikiran kita sudah tertuju pada hal-hal yang dikemas dalam intrik-intrik yang kurang mendukung. Misalnya, daya tipu muslihat, konspirasi, dll. Tapi, kompetisi yang saya kupas di sini adalah hal-hal yang berkaitan dengan semangat untuk mengalahkan cibiran orang lain secara positif.

Sadar atau tidak, di dalam kehidupan kita, kegagalan dianggap sebagai hal yang sangat memalukan. Dan bagi seorang anak atau keluarga yang mengalaminya, bahasa-bahasa miring yang menjatuhkan sudah tidak bisa dikendalikan dari mulut ke mulut. Lalu, berakibat pada pengerdilan semangat untuk berkompetisi.

Sejatinya, kompetisi dijiwai oleh semangat sportivitas. Orang yang pernah jatuh dalam kubungan kegagalan, ia akan tahu apa arti perjuangan. Ada berbagai motivasi dari perjuangan seseorang. Tapi, yang terpenting adalah ingin menunjukkan pada orang lain bahwa kegagalan itu merupakan kilas balik menuju pintu kesuksesan.

Sukses itu bukan hanya berupa kelimpahan materi dan dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai kita. Tapi, kesuksesan juga bisa berarti kita mampu memberikan warna kehidupan sendiri melalui hobi kita.

Saya memilih hobi sebagai kompetisi yang positif. Karena dalam dunia tulis-menulis, saya tahu arti kesabaran, semangat mencari tahu hal-hal baru, komitmen dan selalu bersemangat untuk melakukannya.

Nilai-nilai positif di balik hobi mampu memberikan segalanya bagi saya. Dari hobi saya menunjukkan kepada orang yang dulunya mencibir saya, akibat kegagalan di masa lalu, bahwa saya juga bisa berdiri di atas kaki sendiri, tanpa mengemis seperpun dari mereka.

Selain itu, hobi juga membawa saya pada relasi yang tak terduga dengan orang lain. Kenikmatan hidup. Ruang terbuka untuk mengeluarkan unek-unek yang tertimbun di dalam pikiran.

Dari hobi, saya mampu membantu orangtua, sesama dan kebutuhan bagi diri sendiri. Teruntuk kamu yang saat ini sedang berada di titik terendah kehidupan, bangkit dan temukan hobi kamu. Dan tunjukkan pada orang-orang yang selalu mencibir dan memojokkan kamu, bahwa kamu juga bisa.

Mengapa orang lain bisa melalukan hal-hal sederhana dan berdampak positif bagi orang lain, lalu kenapa kita tidak bisa?

Saya lebih memilih menulis, ketimbang berkonfrontasi dengan orang-orang yang pernah mencibir saya di masa lalu. Saya membiarkan hobi dan karya saya yang menampar wajah mereka. Inilah cara saya dalam berkompetisi secara sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun