Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Membaca, Berproses, Menulis, dan Berbagi || Portal Pribadi: www.tafenpah.com www.pahtimor.com www.hitztafenpah.com www.sporttafenpah.com ||| Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kelaparan Politik

11 Desember 2020   00:42 Diperbarui: 12 Desember 2020   00:26 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 1998-1999 keluarga saya mengalami krisis kelaparan makanan. Apalagi waktu itu bertepatan dengan krisis moneter yang menimpa bangsa Indonesia. Selain krisis kelaparan makanan yang dialami oleh keluarga saya, ada peristiwa kemanusiaan yang menimpa saudara-saudara saya yang berada di negeri Timor Leste, tahun 1999. 

Situasi dan kondisi tahun 1999 sangat mencekam dan mengerikan bagi saya. Karena sayalah saksi mata dari ketidakadilan yang sedang berlangsung di daerah perbatasan Indonesia dan Timor Leste. 

Letak kampung saya yang berbatasan langsung dengan Timor Leste, menghadirkan luka dan tangisan simpati atas kemelaratan saudara-saudara saya yang berada di Timor Leste. 

Mereka berlarian tak tahu tujuan yang pasti. Yang terpenting adalah menyelamatkan diri dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab di daerah perbatasan Timor Leste.

Di atas perbukitan kampung Haumeni, saya hanya menahan amarah, benci akan orang-orang yang menyiksa sesama saudara dari Timor Leste yang digiring layaknya kerbau yang tak mengikuti arahan tuannya. Mereka dipukul, ditendang bahkan ada yang dilenyapkan secara tak manusiawi. Memang benar, manusia adalah makhluk penguasa bagi sesamanya.

Manusia menguasai sesamanya dalam segala hal. Dewasa ini di setiap lembaga, instansi pemerintahan maupun swasta ada bibit unggul yang selalu haus dan lapar akan politik. Ada yang menjual negaranya, saudaranya, keluarganya, rekan kerja, sahabat, pasangannya demi mencapai tujuan politiknya. Kelaparan akan makanan lebih manusiawi daripada kelaparan politik.

Politik tidak mengenal siapa saudara kita, rekan, sahabat, pasangan, orangtua, anak, yang terpenting adalah memuaskan ego pribadi. Si A dan B hari ini terlihat sangat mesra, besok dan lusa mereka menjadi musuh. 

Senada dengan kemesraan bangsa Indonesia dan Timor Leste sewaktu masih menjadi bagian dari Indonesia. Kemesraan itu hilang, dikala adanya tekanan dari pihak luar untuk mengacaukan Indonesia. Dan, terbukti pada peristiwa kemanusiaan tahun 1999, antara Indonesia dan Timor Leste.

Harapannya, peristiwa kemanusiaan 1999 antara Indonesia dan Timor Leste menjadi pengetahuan bagi kita untuk tetap merawat NKRI sampai kapan pun. 

Jangan sampai hanya karena kelaparan politik dari beberapa individu/kelompok, ataupun tekanan dari salah satu negara adikuasa menyebabkan kekacauan bagi negara kita. Sebagaimana yang kita alami saat ini.

Salam NKRI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun