Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Membaca, Berproses, Menulis, dan Berbagi || Portal Pribadi: www.tafenpah.com www.pahtimor.com www.hitztafenpah.com www.sporttafenpah.com ||| Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Titik - Titik Terlarang Semesta

29 Oktober 2020   00:14 Diperbarui: 29 Oktober 2020   00:21 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia setara dalam ajaran Kristen Katolik. Manusia berevolusi dalam ajaran Biologi. Polemik/perdebatan asal mula manusia akan selalu ada sejauh adanya kehidupan. Bila kita telaah dari sudut pandang Biologi, di sana ada kebenaran mutlak. Karena manusia terlahir dari hasil pembuahan antara sel sperma dan sel telur. Sementara Teologi kristen selalu bertolak belakang dengan pandangan para ahli Biologi. Sejauh ini, kita tak bisa menerima kebenaran secara mutlak dari kedua ajaran ini. Karena pengetahuan yang benar adalah harus diuji kebenarannya.

Ribuan tahun yang lalu, para ahli Teologi dan Biologi sudah menguji kebenaran dari asal mula manusia. Tapi, mereka tak pernah menyatukan ide/gagasannya. Karena Teologi berada pada ranah/ruang spiritual. Sementara, Biologi berada pada ranah/koridor jasmaniah. Sampai di sini, kita semakin terjebak di antara kedua ajaran ini dalam mencari kebenaran dari asal muasal manusia.

Jika demikian, kita bermain di ranah/ruang logika saja. Logikanya seperti ini, saya melihat komputer itu super power dan canggih. Tidak mungkin komputer yang canggih itu ada dengan sendirinya. Seolah-olah ia dimuntahkan oleh semesta. Pasti ada penciptanya. Nah, penciptanya tak lain adalah manusia sendiri. Senada manusia yang sempurna ini pasti berasal dari Sang Pengada. Dikatakan Sang Pengada berarti pasti masih ada pengada/pencipta yang lainnya. Lalu siapakah pencipta itu? Sebagai orang beriman Pencipta adalah Tuhan. Tuhan bagi para penganut agama. Lalu, Tuhan bagi kaum intelektual adalah pengetahuan.

Bunuh diri filosofikal dalam ajaran filsuf Albert Camus. Karena kita mencari sesuatu yang tidak ada sama sekali. Jadi, kesimpulan sementara adalah tidak ada kebenaran antara ajaran Kristen dan Biologi tentang asal muasal manusia.

Sekarang kita mencoba untuk mendobrak titik-titik terlarang semesta. Karena ruang keagamaan dan ilmu pengetahuan kita menerima secara mutlak tanpa mengkritisi. Padahal agama dan biologi juga merupakan hasil/produk ciptaan dari pikiran manusia. Jangan sampai 'Tuhan" juga merupakan hasil ciptaan dari para Teolog.

Titik-titik terlarang semesta sekarang adalah dunia teknologi. Karena kehadiran teknologi telah menggeser spiritual manusia ke dunia imajinasi teknologi. Hal ini terlihat jelas dari kehidupan manusia setiap hari. Di mana dari pagi sampai malam, setiap orang tak lepas dari penggunaan teknologi. Inilah kepercayaan terbaru manusia dewasa ini. Karena kepercayaan ini memberikan kenikmatan dalam menjalani hidup. Kadar kesuksesan juga terbuka lebar melalui titik-titik terlarang semesta teknologi. Keadaan ini membawa kegelisahan bagi para pemuka agama yang melihat dan menyaksikan iman umatnya mulai goyah dan beralih/berpaling dari pengakuan Tuhan kepada penemuan-penemuan baru dari dunia teknologi.

Pandangan saya ini bila pada zaman pertengahan di Eropa, kepala saya sudah dipenggal oleh para Teolog yang sok suci di ruang publik. Lalu, munafik di belakang layar publik. Sungguh ironis kan? Barangkali sebagian kita yang mengaku beragama juga menganut pandangan para Teolog zaman pertengahan dalam kehidupan kita dewasa ini.

Akhirnya, jangan takut untuk membuka titik-titik terlarang semesta. Yang terpenting adalah kemanusiaan kita dihargai dalam kehidupan berbangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun