Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Membaca, Berproses, Menulis, dan Berbagi || Portal Pribadi: www.tafenpah.com www.pahtimor.com www.hitztafenpah.com www.sporttafenpah.com ||| Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Siapa Takut Jadi Jomlo?

24 Oktober 2020   02:15 Diperbarui: 24 Oktober 2020   02:33 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup jomblo/bujang adalah harus bermental baja. Karena setiap hari, produk ingin tahu/kepo dari sahabat, kenalan, orang tua selalu ada. Saya merasa bosan dengan pertanyaan klasik seputar tambatan hati. 

Jomblo adalah kemerdekaan bagi saya. Sementara selingkuh dan sakit hati adalah hadiah dari sebuah ikatan emosional yang sedang anda jalani. Artinya saya bebas bersahabat, mengenal siapa saja tanpa adanya larangan. Sementara anda mengalami penjajahan emosional sesuai dengan undang - undang pacaran yang disahkan oleh tambatan hati anda. 

Saya tahu bahwa setiap pilihan sudah terkandung resikonya. Saya memilih hidup jomblo karena saya masih punya tanggung jawab untuk keluarga dan adik-adikku. Karena seberapa besar hasil kerja yang kita peroleh, semua itu tak akan berarti bila salah satu keluarga kita, terutama orang tua tiada lagi di semesta. Ya, kan? Ini jomblo dari sisi positifnya.

Sementara, jomblo dari segi negatifnya adalah saya merasa tak enak setiap hari ditanyain meluluh siapa pacar kamu? Di mana pacar kamu?Profesi pacar kamu apa? Apakah dia masih kuliah, atau sudah kerja? Aaaaah, saya semakin pusing bila setiap hari selalu berurusan dengan pertanyaan-pertayaan demikian.

Lebih sadisnya adalah setiap reunian, saya melihat sahabat, kenalan, teman selalu menggandengan tambatan hatinya. Sementara, saya hanya mengais celoteh-celoteh dari status galau setiap orang di media sosial. Heheheheh............

Saya selalu berada pada dua kekuatan maha dahsyat, yakni dilema dan cinta. Dilema karena tanggung jawab kepada keluarga belum selesai dan masa depan yang belum pasti. Sementara,cinta selalu mendorong saya untuk seperti sahabat, kenalan dan teman-teman yang kelihatan bahagia dengan pasangan mereka.

Mereka bahagia karena bersama raga pasangan mereka untuk berbagi cerita. Dan mereka menderita karena jiwa pasangan mereka tertambat di hati orang lain. Cinta segitiga lebih sakit daripada cinta 4 mata, dua karakter dan satu tujuan.

Cinta adalah delusi. Delusi cinta membawa penipuan melalui media sosial. Di mana ungkapan verbal cinta kepada pasangan kedengaran adem dan menyejukkan hati. Lain cerita dengan penghianatan melalui chat tersembunyi dan termesra melalui texting.

Texting adalah ungkapan kata romantisme negatif yang sangat menggairahkan dan membakar adrenalin untuk bercinta melalui setiap pesan via Messenger, Line, WhatsApp, Instagram, dll.

Sakit ya, bila anda menemukan pasangan anda bermain birahi melalui texting negatif bersama selingkuhannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun