Buku adalah jendela dunia. Membaca buku bagi sebagian orang adalah kegiatan yang sangat membosankan. Apalagi membaca buku di zaman digital. Namun, bila kamu sudah menemukan cinta di dalam buku, segalanya kamu akan tinggalkan. Karena kenikmatan membaca buku akan menelanjangi pintu hati kamu untuk berani menatap dunia dengan view yang berbeda. Kenikmatan membaca buku sama halnya dengan kenikmatan kamu yang suka "ngemil"Â di tengah malam.
Membaca buku adalah kesempatan untuk bersafari bersama ide cemerlang para penulisnya. Meski kita tidak pernah melihat benua Eropa, Amerika, Afrika, Australia dan sebagian besar Asia. Tapi melalui buku, kita hadir dan menikmati setiap tarikan nafas antar benua dalam menyelami makna kehidupan.Â
Kita selalu bersentuhan dengan semesta dan menikmati panoramanya. Nada-nada dari Sang Pengada terdengar merdu di setiap sudut kota. Sebab hari ini, kita telah memperingati "Hari Literasi Internasional." Ya, setiap tanggal 8 September UNESCO menetapkannya sebagai hari peringatan "Melek Huruf" bagi manusia.
Kontribusi apa yang sudah kita berikan untuk memberantas buta aksara bagi negeri Indonesia? Sekadar mari kita melihat skenario hidup masyarakat kota dengan pedesaan. Anak-anak perkotaan sangat dimudahkan dengan segala fasilitas taman bacaan.Â
Sementara, anak-anak pedesaan harus berjuang untuk mencari fasilitas bacaan. Bahkan anak-anak pedesaan yang berada di daerah terluar, terbelakang dan tertinggal berurai air mata untuk mencari ilmu.
Memang skenario hidup setiap orang itu berbeda. Ada yang mengawali satu langkah dengan berurai air mata. Ada yang tersenyum sumringah, karena kelimpahan rezeki dalam mencari ilmu. Antara air mata dan senyuman dipadukan dalam suasana ketidakpastian akan langkah selanjutnya.
Ribuan emosi, tangisan dan harapan palsu menyebabkan krisis identitas bagi generasi muda bangsa. Krisis identitas menyebabkan "Chaos" (kerancuan berpikir). Akibatnya kompas/tujuan hidup generasi muda pulau terluar, terbelakang dan tertinggal sirna bersama keindahan alam pedesaan.
Tak selamanya ada senja, hujan, langit biru, pelangi dan cakrawala. Karena segala sesuatu mengikuti hukum semesta. Oleh sebab itu, makna peringatan "Hari Literasi Internasional" bisa" membuka jendela UNESCO" dalam memberantas buta aksara generasi pedesaan melalui ketersediaan fasilitas bahan bacaan.
Terus berkarya wahai generasiku
walau dunia tak meminta.
Selamat Hari Literasi Internasional bangsa Indonesia.