Mohon tunggu...
Fredric Chia
Fredric Chia Mohon Tunggu... Editor - Fredric Chia adalah praktisi Feng Shui, pembaca tarot, dan penulis budaya Tionghoa yang tinggal di Kalimantan. Dia melayani konsultasi Feng Shui dan Tarot online untuk orang yang penasaran secara spiritual. Sejak diluncurkan pada tahun 2016, Fredric telah membantu ratusan wanita dalam mengatasi ketakutan mereka dalam mengikuti impian mereka melalui konsultasi spiritual, berkat, dan layanan curhat.

Halo, saya Fredric! Saya seorang Praktisi Feng Shui, Tarot Reader, dan Chinese Cultural Writer yang saat ini menjelajahi dunia untuk menyebarkan kasih dan kebenaran! Saya menemukan apa yang telah saya lewatkan dalam hidup, apa yang bisa saya lakukan lebih baik, dan saya Senang berbagi rahasia saya dengan Anda.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Balik Tulisan Pembawa Keberuntungan dan Hoki bagi Orang Tionghoa

13 Juni 2021   09:00 Diperbarui: 13 Juni 2021   09:01 3257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : fengshuibeginner.com

"Di tanah kita agama dan tradisi saling memberi arti, membuka peluang untuk saling menghargai" -- Najwa Shihab

Bermula dari gambar hingga sistem penulisan, aksara Tionghoa atau Han Zi merupakan sistem penulisan yang rumit yang diwariskan secara turun temurun sejak 1200-1050 tahun sebelum masehi. Setiap goresannya memiliki makna yang mendalam, menjelaskan ide dari suatu hal yang kemudian memiliki arti. Aksara yang penuh arti ini diteruskan dari generasi ke generasi layaknya sebuah tradisi.

Seperti bahasa pada umumnya, aksara Tionghoa terdapat kata-kata yang memiliki arti yang baik seperti keberuntungan, umur panjang, rezeki, dll. Aksara ini kemudian diteruskan ke anak cucu hingga zaman sekarang ini yang disebut sebagai aksara keberuntungan.

"Keberuntungan" Telah Tiba

sohu.com
sohu.com
Aksara keberuntungan paling sering ditemui adalah aksara f yang artinya 'keberuntungan' atau 'hoki' yang sering ditempel secara terbalik pada pintu rumah orang Tionghoa saat Tahun Baru Imlek. Ini karena f do yang artinya 'terbalik' memiliki homofon yang sama dengan 'keberuntungan telah datang atau hokinya tiba'. Oleh karena itu, aksara ini ditempel secara terbalik memiliki arti "untuk mengundang keberuntungan datang ke rumah".

Selain saat hari raya Imlek, aksara keberuntungan juga dipakai pada acara yang berbahagia seperti pernikahan. Pada pernikahan adat Tionghoa, seringkali ditemukan aksara x yang artinya 'sangat bahagia' yang merupakan gabungan dari 2 (dua) aksara x yang artinya 'sangat bahagia'. Aksara ini merupakan doa agar kedua mempelai memiliki kehidupan yang sangat bahagia bersama.

Tulisan Xi Pada Undangan Pernikahan | Ilustrasi : alibaba.com
Tulisan Xi Pada Undangan Pernikahan | Ilustrasi : alibaba.com
Bagi sebagian besar orang Tionghoa, keberadaan aksara keberuntungan dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Aksara keberuntungan dipercayai membawakan energi positif bagi kehidupan masyarakat Tionghoa. Oleh karena itu, sering pula masyarakat Tionghoa memasang kaligrafi aksara keberuntungan di dalam rumah mereka, agar memberikan energi positif di sekeliling rumah.

Namun, seiring perkembangan zaman, pemahaman sebagian masyarakat mengenai aksara keberuntungan semakin berkurang. Kesadaran akan adanya aksara keberuntungan memang masih ada, namun kebanyakan masyarakat tidak mengerti arti dibalik aksara tersebut. Sebagai contoh aksarax yang artinya 'sangat bahagia' diketahui oleh masyarakat luas hanya sebagai suatu simbol dalam pernikahan adat Tionghoa. Anggapan sebagian masyarakat terhadap aksara keberuntungan yang diteruskan oleh nenek moyang orang-orang Tionghoa, begitu pula benda-benda dan hal-hal yang dianggap simbol pembawa keberuntungan, seperti warna keberuntungan, binatang pembawa keberuntungan, dan lain-lain.

Berawal Dari Sejarah Gelap

Hal ini sebetulnya tidak lepas dari sejarah gelap negara kita, terutama pada tahun 1960an hingga 2000 (sekarang), yaitu pada masa pelarangan penggunaan aksara Tionghoa oleh pemerintah. Menurut sosiolog Universitas Indonesia, Mely G. Tan dalam Etnis Tionghoa di Indonesia, memungkinkan penghapusan kebudayaan etnis Tionghoa di Indonesia. Akibatnya pengetahuan masyarakat tentang aksara Tionghoa, termasuk aksara keberuntungan semakin berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun