Sejarah & Kebudayaan Manchuria Era Dinasti Qing

Pada abad ke-18 di zaman Dinasti Qing, Tiongkok merupakan sebuah kekuatan terbesar di Asia Timur, karena memiliki pasukan yang banyak dan juga mempunyai perekonomian yang sangat maju. Sebagian besar Dinasti Qing yang merupakan Etnis Manchu atau dalam bahasa Mandarin Man Zhou Zu (滿洲族). Etnis Manchu tersebar pada tiga provinsi di timur laut Negara Tiongkok, yang paling banyak tersebar ada di sebuah Provinsi Liaoning, Jilin dan Heilongjiang.

Akan tetapi, masih banyak yang beranggapan bahwa Manchu atau Manchuria merupakan sebuah nama yang telah diberikan oleh Nurhachi seseorang yang mengakui bahwa dirinya itu merupakan reinkarnasi dari Buddha Manjushri. Alasan Nurhachi memberikan nama tersebut, yaitu untuk menghapus sebutan suku Jurchen (女真).

Pada Tahun 1636, putra Nurhachi, Huang Taiji (皇太極), memproklamasikan dirinya sebagai kaisar, mengubah nama dinastinya menjadi Dinasti Qing dan nama klannya menjadi Manchuria. Pada 1644, tentara Dinasti Qing memasuki wilayah Beijing.

Manchuria memiliki luas daerah sebesar 1.550.000 km2 di bagian Timur Laut Negara Tiongkok, Bermula dari suku Manchu (滿族) kemudian lahirlah sebuah Qing Chao (清朝) atau Dinasti Qing yang merupakan sebuah dinasti terbesar terakhir yang pada akhirnya mampu menyatukan keseluruhan masyarakat di Tiongkok.

Peta Kekuasaan Manchuria | Foto : Encyclopedia Britannica

Pada kebangkitan Dinasti Qing diawali dengan terjadinya sebuah keruntuhan pada sebuah Ming Dai (明代) atau Dinasti Ming, tidak lama kemudian muali bangkitlah Wang Chao Man Zu (王朝滿族). Lalu para kaisar-kaisar kemudian berjuang untuk mempersatukan semua rakyat Tiongkok yang sudah terpecah belah karena sebuah pemberontakan, sampai meraih hegemoni tertinggi di Daratan Tengah, kemudian membangun sebuah dinasti yang berlangsung selama dua setengah abad.

Ciri Khas Kebudayaan Tradisional Manchuria

Suku Manchu merupakan suku bangsa yang bisa menyanyi dan menari. Selama festival, perayaan, dan upacara, suku manchu melakukan kegiatan yang bersenang-senang, menyanyi dan menari. Lagu daerah Manchu sangat banyak dan beragam, contohnya seperti sebuah nyanyian Buruh, Lagu daerah, Lagu permainan anak-anak, dan Lagu cinta. Selama ini di pemukiman terpencil Manchu masih terdapat suku bangsa yang kaya dan kuat akan lestari.

Cheongsam, Pakaian Wanita Yang Membungkusi Aurat & Tubuh | Foto : Wish.com

Dalam berpakaian, Laki-laki Manchu rambutnya harus di kepang, mengenakan jubah panjang kemudian memakai mantel pendek di bagian luar jubah. Berlaku juga untuk gaya rambut wanita yang biasanya menyisir rambut di bagian atas kepala, memelintirnya menjadi sanggul, kemudian memakai hiasan kepala yang indah. Wanita mengenakan cheongsam (長衫) atau Qi Pao (旗袍), Kemudian cheongsam ini berangsur-angsur berkembang menjadi berbagai gaya dan menjadi kostum khas Tionghoa sekarang ini.

Sachima, Jajanan Khas Manchuria | Foto : Historicalpiggy.com

Makanan tradisional Manchu disebut dengan Sachima (沙琪瑪). Sachima terbuat dari tepung, telur, gula, wijen, biji melon dan bahan mentah lainnya, dan banyak selai dan manisan sehingga sangat lezat dan tertarik untuk mencicipinya.

Penulis : Indah Mauludina
Editor : Fredric Chia

DAFTAR PUSTAKA

Wicaksono. Michael. 2014. Dinasti Manchu: Awal Kebangkitan (1616-1735). Elex Media Komputindo.

Jun. Peng. 2015. Public Knowledge About Chinese Culture. Southern Chang'an, Xi'an : Shaanxi Normal University Press.