Mohon tunggu...
Fredi Yusuf
Fredi Yusuf Mohon Tunggu... Insinyur - ide itu sering kali datang tiba-tiba dan tanpa diduga

selalu bingung kalo ditanya, "aslinya orang mana?".

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Banjir, Longsor, dan Hutan Bengkulu yang Akan Habis 70 Tahun Lagi

2 Mei 2019   08:50 Diperbarui: 2 Mei 2019   09:09 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tutupan Lahan di Provinsi Bengkulu tahun 1990 - 2015 - dokpri

"Kang, kami dak bisa lewat Rawa Makmur, jalan terkena banjir cukup tinggi" kata kawan yang tinggal di dekat kampus UNIB, saat kami hendak ketemuan di Pantai Panjang Kamis (24/4). Agak kaget saya mendengar cerita kawan itu, karena selama saya tinggal di Bengkulu dalam kurun 1998 hingga 2005, saya tak pernah merasakan kejadian jalan Rawa Makmur tergenang banjir.

Sabtu (26/4) pagi, dalam wall FB seorang kawan membuat status, "Mohon info apakah akses jalur Dendam menuju Brimob sudah bisa dilewati". Lalu distatusnya yang lain ia pun menulis, "Jalur akses ke Tugu Hiu via Desa Semarang apakah jembatannya aman dan akses bisa dilalui mobil." Kawan-kawan yang lain di wall FBnya membuat status, "saya selamat dari bencana banjir di Bengkulu".

Padahal sehari sebelumnya, saya baru kembali dari Bengkulu dan saat ini semua masih baik-baik saja. Lalu saya cari berita, dan beritanya selalu muncul diberita nasional, bahwa telah terjadi bencana banjir dan longsong di Bengkulu dan banyak menelan korban jiwa. Bahkan saking dahsyatnya, bencana ini berdampak pada 9 dari 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu

Beberapa headline media muncul dengan menampilkan pernyataan para pihak yang menyatakan rusaknya hutan di Bengkulu. Saya sebagai orang yang ngerti Sistem Informasi Geografis (GIS) penasaran juga apa yang terjadi dengan hutan Bengkulu. Saya 'obrak-abrik' file tentang hutan Bengkulu dan saya coba 'oprek' datanya, kira kira begini hasilnya.

Pada 1990 luas tutupan hutan di Provinsi berjumlah 1.009.209 hektar atau 50,4% dari luas total daratan Bengkulu. Lalu pada 2015 jumlah tutupan hutan berkurang menjadi 685.762 hektar atau tinggal 34,2%. Artinya dalam kurun dalam kurun 25 tahun (1990-2015) sebesar 323.447 hektar, jika dirata-rata per tahun 12.938 hektar, jika dirata-rata perhari 36 hektar, jika dirata-rata perjam 1,5 hektar, atau jika sulit membayang luas perhektar perjamnya itu kira-kira hilang seluas dua kali lapangan bola.

Jika dipresentasi laju kehilang hutan (deforestasi) mencapai 1.3% pertahun. Jika tren deforestasi tersebut terus berjalan dan tidak dilakukan upaya untuk mencegahnya, maka bisa diproyeksikan dalam kurun 77 tahun Bengkulu tak punya hutan lagi. Dan silahkan bayangkan apa yang akan terjadi dengan hal tersebut.

Jika dilihat dari serial data tutupan hutan antara tahun 1990, 2000, 2009, dan 2015, laju deforestasi tertinggi memang terjadi dalam kurun 1990 hingga 2000, yakni mencapai 19.714 hektar pertahun. Lalu ada sedikit penurun pada kurun 2000 hingga 2009, yakni 5.874 hektar pertahun. Celakanya, pada 2009 hingga 2015 laju deforestasi naik lagi menjadi 12.241 hektar pertahun. Padahal secara umum trend deforestasi itu meskinya menurun seiring dengan komitmen Indonesia untuk menurunkan laju emisi karbon, dan berbagai upaya negara untuk menurunkan laju emisi tersebut.

"Indonesia berkomitmen menurunkan emisi sebesar 29 persen dibawah business as usual pada tahun 2030 dan 41 persen dengan bantuan internasional," demikian ucap Presiden Joko Widodo dalam pidato Pernyataan Kepala Negara pada Conference of the Parties (COP) 21 UNFCCC di Paris, 30 November 2015. Jika laju deforestasi yang terjadi didaerah masih tetap tinggi, maka sulit rasanya komitmen itu bisa tercapai. Namun yang terpenting dari semuanya, daerah sendiri yang akan rugi karena akan selalu dalam baying-bayang bencana.

Saya tak punya cukup data untuk mengatakan kenapa, siapa dan bagaimana hingga deforestasi ini cukup tinggi. Tapi jika kita lihat luas penetapan Kawasan Hutan di Provinsi Bengkulu, sebenarnya angkanya tidak buruk, angkanya mencapai 933.407 hektar (46%) dari luas daratan Bengkulu. Itu sudah sesuai dengan regulasi yang berlaku, dimana daerah harus mengalokasikan minimal 30% luas wilayahnya untuk menjadi kawasan hutan.

Tutupan Hutan di Provinsi Bengkulu tahun 2015 dioverlay dengan Peta Kawasan Hutan - dokpri
Tutupan Hutan di Provinsi Bengkulu tahun 2015 dioverlay dengan Peta Kawasan Hutan - dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun