Lugas, tegas dan tanpa kompromi. Itulah kesan yang didapat jika kita mendengar nama Risweni, Manajer Keuangan KKI WARSI. Kak Weni, demikian dia biasa disapa, sudah sejak tahun 2000 bekerja menangani keuangan di Lembaga tersebut.
"Kak Weni tu orangnya jutek dan seperti tak punya perasaan" ungkap seorang staf yang enggan disebut namanya.
"Jangan pernah berurusan dengan dia, kalau ndak sakik ati awak dibueknye" ujar staf lain yang juga enggan disebut namanya.
Hal itulah yang membuat saya tertantang untuk melakukan wawancara dengannya. Karena pengalaman saya, wawancara dengan seorang yang dianggap ramah pun kadang-kadang sulit memancingnya agar mengeluarkan banyak informasi darinya.
Awalnya, memang agak ragu dan kaku. Namun, setelah diajukan satu dua pertanyaan, jawaban Kak Weni meluncur begitu deras, bahkan melebihi dari jawaban yang saya butuh.
Perempuan berdarah Minangkabau kelahiran Binjai 44 tahun yang lalu ini bercerita, latar belakang pendidikannya sebenarnya adalah Bahasa Inggris Universitas Sumatera Utara (USU). Namun ketika ia bekerja sebagai penterjemaah untuk WWF di Projek Taman Nasional Gunung Lueser (TNGL), sumberdaya projek mulai menipis hingga tak ada orang yang bisa mengurusi administrasi dan keuangan. Lalu, ia pun dengan terpaksa harus merangkap menjadi penterjemaah, sekaligus staf administrasi dan keuangan.
"Ngurusin keuangan mudah, yang penting punya logika matematika, tekun dan terliti. Itu saja" kata Ibu dari satu orang putra ini.
Untuk meningkatkan kemampuannya mengelola keuangan, ia pernah dimagangkan di Projek WWF lainnya di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Disanalah ia bertemu lelaki idamannya, yang juga staf WWF disana. Sempat mengalami LDR hingga kemudian menikah di tahun 1998.
Setelah dari TNGL, Kak Weni lalu berkerja dilembaga yang sama namun untuk site Projek Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT), kali ini sudah focus menjadi staf keuangan. Lalu sempat berhenti bekerja, untuk mengurus anak dan keluarga selama 2 tahun, dan kembali bekerja untuk KKI Warsi sebagai staf Keuangan.
"Ada sekitar 5 hingga 10 projek yang harus saya kerjakan dalam setiap tahunnya. Dengan uang yang harus dikelola hingga belasan milyar" kata Kak Weni.
"Dalam 2017 ini, kita ada 11 proyek, dengan total uang yang harus dikelola lebih dari 20 milyar" lanjutnya.