Mohon tunggu...
Fredi Yusuf
Fredi Yusuf Mohon Tunggu... Insinyur - ide itu sering kali datang tiba-tiba dan tanpa diduga

selalu bingung kalo ditanya, "aslinya orang mana?".

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bang, Sepertinya Sudah Saatnya Kita Beli Mobil Baru yang Lebih Oke (Bagian 2)

29 Juli 2011   03:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:17 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kamipun kembali bergabung dengan rombongan Instansi Pemerintah yang sudah menunggu, dan langsung meluncur menuju Bukit Matahari. Waktu sudah menunjukan pukul Sembilan lewat tigapuluh menit, kalau perjalanan lancar kami bisa sampai ditujuan dalam waktu 3 - 4 jam kedepan.

Mobil hitam rombongan Instansi Pemerintah yang dikemudikan Buyung memimpin didepan. "Biarlah mereka duluan aku belum pernah ke Bukit Matahari, jadi belum tahu arah dan kondisi jalan", ujar Bang Eki pada kami.

Walaupun jalanan licin karena diguyur hujan hampir sepanjang malam namun dua kendaraan yang kami tumpangi, masih cukup tangguh untuk mengarunginya.

Perjalanan belum sampai setengahnya dan belum ada rintangan berarti yang menghadang, tetapi sepertinya masalah mulai datang. Posisi kami saat itu sudah berada di Desa Monte, dan mobil hitam yang sedang melaju didepan tiba-tiba mendadak berhenti. Asap tebal mengepul dari bagian depan mobil, para penumpang meloncat berhamburan dengan ekspresi kaget dan wajah ketakutan, keluar dan lari menjauh dari mobil. Beberapa orang ada yang kembali mendekat ke mobil dan mengambil barangnya, kemudian menjauh lagi, barangkali takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dengan mobil tersebut.

Melihat kejadian tersebut, Bang Eki menginjakan kakinya ke pedal rem dan mobil yang kami tumpangipun ikut berhenti. Kami semua turun dari mobil untuk mengetahui apa yang terjadi.

"Apo hal Yung, apa yang terjadi", ujar Bang Eki pada Buyung.

"Entahlah Bang, mungkin kabulatornya bermasalah", jawab Buyung.

Buyungpun membuka kap mobil memeriksa apa yang sebenarnya terjadi. Asap putih yang keluar dari dalam kap mobil perlahan-lahan mulai sirna.

"Air kabulator habis mungkin ada bagian yang bocor, kita harus memeriksanya ke kolong mobil", kata Bang Eki yang ikut memeriksa mobil Buyung.

Walaupun baru saling kenal, Bang Eki dan Buyung bagai satu hati. Mereka berdua sama-sama buka baju dan hanya menyisakan kaos dalam melekat ditubuhnya. Kemudian bahu-membahu bergantian masuk kolong mobil, memeriksa letak kebocoran yang menjadi penyebab mogoknya mobil.

"Ach, selangnya rusaknya", ujar Bang Eki sesaat kemudian setelah keluar dari kolong mobil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun