Mohon tunggu...
Fredeswinda Wulandari
Fredeswinda Wulandari Mohon Tunggu... Guru - pencinta fantasi

Penyuka kopi, Harry Potter, dan cerita fantasi. Melamunkan yang akan datang dengan harapan akan dijamah Sang Pemilik Semesta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seberkas Bara Sepasang Mata (Bagian 3 - Tamat)

2 Februari 2023   13:34 Diperbarui: 2 Februari 2023   14:38 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dua minggu lagi Imlek. Sebenarnya dia ingin merayakan hari special itu bersama Cella. Dia ingin memperkenalkan budaya keluarga kepada gadis pujaannya itu. Namun, kini dia risau. Bagaimana bisa dia mengajak Cella saat Imlek tanpa bertemu dengan keluarganya? Bagaimana pendapat Mama dan Papa kalau tahu dia masih menjalin hubungan dengan Cella? Dan masih banyak pertanyaan lain yang berjejalan di kepalanya.

            Siang ini, hujan mengguyur kota kecil tempat Jupiter dan Cella tinggal. Hanya mereka yang tersisa di teras sekolah. Rinai hujan terkadang mengenai badan mereka terbawa angin yang berhembus kencang. Cella beringsut lebih dalam ke arah lobby, dan diikuti Jupiter. Wajahnya bertambah kusut terkena hujan yang semakin menggila. Dia masih sulit merangkai kata untuk menyampaikan kata-kata Mama pada Cella.

            "Ada apa, Jupe? Bilang saja." Cella sepertinnya sudah bisa membaca situasi.

            Jupiter menghela nafas panjang. Dia memandang wajah Cella sebentar, kemudian menunduk.

            "Mama tidak setuju dengan hubungan kita, Cel."

            Cella terhenyak mendengarnya. Nafasnya tertahan. Dia berusaha mengatur emosi yang bergejolak di dadanya.

            "Dengan alasan apa?"

            "Kata Mami, kita tidak sepadan."

            "Lalu kamu bagaimana?" 

            "Aku sudah berusaha menjelaskan pada Mama, Cella. Namun, Mama tetap bertahan pada pendapatnya. Aku sudah menceritakan semua kebaikanmu. Aku sudah melakukan semua yang kubisa, Cella."

            Cella terdiam mendengar penjelasan Jupiter. Kemudian, mereka berdua terdiam. Hanya suara rintik hujan yang kini sedikit mereda masih terdengar di telinga mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun