Mohon tunggu...
Freddy yonata
Freddy yonata Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Lean + Six Sigma di Manufacturing

18 Februari 2019   13:09 Diperbarui: 18 Februari 2019   13:15 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: logolynx.com

Lean + Six sigma di manufacturing masih menjadi perhatian di abad ini. Manufacture tidak lain dan tidak bukan adalah pabrik yang memproduksi barang setengah jadi menjadi barang jadi. Kita bisa juga menyebut suatu usaha manufaktur jika kegiatannya merakit. Contoh dari manufacture adalah pabrik mobil toyota, pabrik sepeda motor honda dsb. Dalam kegiatan produksinya pasti ada yang namanya cacat produk dari sekian juta atau bahkan milliaran unit yang diproduksi.

Untungnya cacat produk dapat ditekan dengan melakukan methodology 6 sigma. Kita akan membahas dulu sejarah 6 sigma. 6 Sigma sebenarnya bukanlah hal baru ataupun rocket science maupun utopia belaka. 6 sigma diciptakan ketika pertengahan tahun 1980 oleh Bob galvin dan tim engineer motorola dalam pembuatan gadget (pada saat itu pager). Pengukuran six sigma bukan hanya sekedar pengukuran standard yang digunakan saja, tetapi juga budaya dalam lingkungan manufacturing pada saat itu. Penggunaan Six sigma pada manufacturing motorola company, berhasil menghemat 16 Milliar US dollar saat itu.

Implementasi six sigma yang menguntungkan ini membuat manufacturing lain mau mengadopsinya karena membuat penghematan besar dan menaikan profit secara signifikan. Sampai sekarang, metode ini digunakan dan dicontoh oleh banyak perusahaan global seluruh dunia. Six sigma berevolusi seiring berkembangnya jaman. Evolusi six sigma dengan mengkombinasikan kultur tersebut dengan kultur LEAN.

LEAN sendiri asalnya dari Toyota Production System atau disingkat TFS. LEAN diakomodasi oleh Toyota pertama kalinya di dunia. Tokoh LEAN pada waktu itu yakni Taiichi Ohno. Lean berfokus pada mengeliminasi waste, mengembangkan alur proses dan memaksimalkan profit. Lean sendiri sangat baik di implementasikan secara mandiri. Tetapi hal tersebut masih kurang effisien.

Penggabungan Lean dengan Six sigma membuat proses management bisnis menjadi paling effektif dari antara semua pendekatan effisiensi. Lean + Six Sigma digunakan perusahaan perusahaan untuk service quality control yang sangat baik dan tahan uji. Orang dengan skill Lean + Six Sigma sangat dicari dan dibutuhkan di berbagai sektor, baik itu berupa produk maupun servis. Lean + Six Sigma masih menjadi primadona di abad 21 ini dalam usaha effisiensi suatu perusahaan. Lean + Six Sigma digunakan oleh banyak business analyst dalam pembentukan requirement untuk mengefisiensi suatu perusahaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun